KALIMANTAN, Suara Muhammadiyah-Problem kebangsaan yang menyebabkan bangsa ini berada di titik nadir adalah kesenjangan sosial-ekonomi. Kesenjangan terus terjadi antara kaya dan miskin baik di perkotaan, perdesaan, hingga ke daerah terluar, terpencil dan tertinggal. Kesenjangan ini disebabkan oleh faktor struktural berupa kebijakan yang terkadang kurang berpihak kepada kelompok-kelompok miskin atau yang biasa disebut dhuafa-mustadh’afin, dan pelaksanaannya yang masih diwarnai perilaku koruptif.
Selain factor structural, juga faktor kultural masyarakat dan etos masyarakat itu sendiri yang masih memerlukan pendampingan dan pemberdayaan. Di sisi lain, pemberdayaan masyarakat dihadapkan pada tantangan yang tidak ringan dan memerlukan nafas panjang. Bagi Muhammadiyah, aktifitas pemberdayaan bukan saja panggilan kebangsaan, tetapi lebih dari itu, yaitu sebagai wujud mengemban misi kerisalahan dan kesejarahan. Sebagai tugas kerisalahan, maka pemberdayaan masyarakat harus diregenerasikan secara terus-menerus. Di sinilah kegiatan Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat menemukan peran strategisnya.
Demikian dikatakan Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Pusat Muhammadiyah M. Nurul Yamin pada acara pembukaan Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat (SEKAM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Regional Kalimantan di Aula Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Kalimantan Selatan Jum’at 28 Juli 2017. Kegiatan berlangsung pada 28-30 Juli 2017 diikuti 75 peserta utusan kader pemberdayaan wilayah se-Kalimantan.
Kader pemberdayaan masyarakat, yang ditekankan dalam SEKAM adalah untuk memiliki tiga peran penting yakni sebagai inspirator, motivator, dan dinamisator.
Pembukaan Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat MPM PP Muhammadiyah Regional juga dihadiri Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Selatan Drs H Tadjuddin Noor, Rektor Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Prof Dr Kaharuddin MA, dan Kepala Dinas Sosial Propinsi Kalsel Drs Adi Santoso MSi.
Kegiatan Sekam ini menampilkan tim instruktur dari MPM PP Muhammadiyah, di antaranya Drs Bachtiar Dwi Kurniawan MAP, Amir Panzuri SS, Nasrullah SIP MSi
Dalam sambutannya, Adi Santoso menyebutkan masih banyak masyarakat yang menyandang masalah sosial seperti kemiskinan dan problema sosial lainnya. Untuk itu, peran civil society seperti yang dilakukan oleh Muhammadiyah patut diapresiasi dan pemerintah propinsi Kalimantan Selatan siap bermitra dengan Muhammadiyah. (Tim Media MPM)