‘Aisyiyah Trucuk Beri Santunan bagi 44 Yatim dan Dhuafa’

‘Aisyiyah Trucuk Beri Santunan bagi 44 Yatim dan Dhuafa’

KLATEN, Suara Muhammadiyah- Sesuai dengan tema Milad 1 Abad ‘Aisyiyah yakni “ Memulyakan Martabat Umat Berkiprah Memajukan Bangsa” Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Trucuk, Klaten melalui Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) memberikan santunan berupa uang kepada 44 anak yatim piatu dan kaum dhuafa’ di Gedung Dakwah Muhammadiyah AR Fakhrudin Kradenan, Trucuk pada Jumat (28/7).

Penyerahan santunan dilakukan oleh Ketua Majelis Kesejahteraan Sosial, Siti Amanah yang disaksikan oleh Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Trucuk, Haroni didampingi Sekretaris Umum Wakhid Syaefudin, Ketua PCPM dan IPM Trucuk, Ketua MKS Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Klaten, Wening Haniah, serta sejumlah tamu undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Siti Amanah mengatakan bahwa pemberian santunan kepada anak yatim piatu dan kaum dhuafa’ ini merupakan agenda tahunan. Ia menjelaskan bahwa santunan ini diperuntukkan kepada 22 ranting ‘Aisyiyah se-Kecamatan Trucuk.

“Kami mohon maaf kepada penerima karena belum bisa memberikan tambahan. Santunan yang diberikan masih sama dengan tahun lalu. Semoga tahun mendatang bisa bertambah atau meningkat,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua MKS PDA Klaten Wening Haniah memberikan dorongan kepada warga ‘Aisyiyah agar istiqomah di persyarikatan. Ia menjelaskan terdapatnya 5 pesan KH Ahmad Dahlan kepada ‘Aisyiyah sebagai pedoman untuk berjuang di ‘Aisyiyah. Pertama, menjadi warga ‘Aisyiyah harus dilandasi rasa ikhlas. “Dengan keikhlasan kita akan merasakan nikmatnya berorganisasi di ‘Aisyiyah. Dengan keikhlasan amal kita akan menjadi jariyah di hari akhir nanti,” ungkapnya.

Kedua, lanjutnya, warga ‘Aisyiyah harus insyaf bahwa ilmu dapat menjadi jariyah selama dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Ketiga, rajin melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan kapasitasnya. Keempat, membulatkan tekad untuk membela kesucian Islam. Kelima, senantiasa menjaga kebersamaan dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul di organisasi maupun masyarakat.

“Warga ‘Aisyiyah pantang melarikan diri dari tanggungjawab. Apalagi beralasan untuk menghindar dari tanggungjawab yang diberikan kepadanya,” ujarnya.

Wening menambahkan, Pimpinan ‘Aisyiyah hendaknya harus ulet, tangguh, serta memiliki jiwa juang yang tinggi untuk menggerakan roda organisasi. Menurutnya, tanpa memiliki keuletan jiwa maka akan dapat putus di tengah jalan dan keluar.

“PDA Klaten dalam menyantuni kaum dhuafa, anak yatim piatu dalam satu tahun menghabiskan dana sekitar Rp 2 milyar. Dana itu ada di kantongnya warga ‘Aisyiyah. Oleh karena itu saya berharap agar kepedulian terhadap sesama agar terus ditingkatkan, sebagai ladang amal jariyah di akherat,” pungkasnya (Paimin JS).

Exit mobile version