YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Beberapa perwakilan pemuda Malaysia melakukan kunjungan silaturahim ke kantor redaksi Suara Muhammadiyah, Sabtu (5/8). Mereka di antaranya terdiri dari perwakilan Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM), Sekolah Pemikiran Asy-Syatibi, Himpunan Lepasan Institusi Pendidikan Malaysia (HALUAN), mahasiswa dari Universiti Sultan Azlan Shah (USAS) Perak, dan mahasiswa Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) Negeri Sembilan.
Kunjungan ini diterima langsung oleh Pemimpin Umum Suara Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif, redaktur pelaksana Suara Muhammadiyah Mu’arif, anggota Pusat Data dan Litbang Suara Muhammadiyah Lutfi Effendy, redaktur senior Suara Muhammadiyah Asep Purnama Bahtiar, dan segenap jajaran redaktur dan reporter Suara Muhammadiyah.
Ketua rombongan, Mohd Rashidi mengapresiasi keberadaan Muhammadiyah di Indonesia yang memberikan pengaruh positif bagi umat, bangsa, dan kemanusiaan universal. “Oleh karena itu, kami ingin mengambil pengalaman Muhammadiyah,” tuturnya. Rashidi juga mengapresiasi perkembangan Islam dan Wacana Pemikiran Keislaman yang tumbuh subur di Indonesia.
Sementara di Malaysia, kata Rashidi, ada pembatasan dan penyamarataan paham keagamaan dan keislaman. “Di Malaysia, tidak semua majalah dan buku bisa diterima. Wacana pemikiran tidak terlalu terbuka. Penerbitan pun agak sukar,” ulasnya. Di sisi lain, isu politisasi agama juga kerap terjadi menjelang muslim pilkada. “Isu-isu agama dipakai untuk menutup kebrobrokan,” kata Mohd Rashidi.
Organisasi yang menaungi para pemuda ini merupakan organisasi pembaharuan memiliki kesamaan pandangan dengan Muhammadiyah. Para anggotanya terus bertambah. Mereka bergerak di bidang dakwah, pendidikan, dan sosial. Organisasi ini juga mendasarkan diri pada pandangan Islam moderat dengan berasaskan ilmu, iman, dan amal.
Sementara itu, Redaktur Pelaksana Suara Muhammadiyah Muarif, menceritakan kiprah Muhammadiyah selama lebih dari seabad dalam membangun peradaban. Di banyak negara juga telah berdiri Sister Organization Muhammadiyah. Selain juga Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) yang tersebar di belasan negara.
Dalam rangka itu, kata Muarif, Muhammadiyah memiliki Amal Usaha di bidang media, yang diwakili oleh Suara Muhammadiyah. Majalah yang sudah berdiri sejak 1915 ini dianugerahi sebagai ‘Majalah Islam yang Terbit Berkesinambungan Terlama’ oleh Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI). Melalui majalah ini, Muhammadiyah ingin meneguhkan dan mencerahkan masyarakat muslim.
Sementara itu, Buya Syafii Maarif memberikan pesan kepada para pemuda ini untuk bersungguh-sungguh mendalami paham dan pemikiran keislaman. Buya mengumpamakan, ‘jika ingin mendapatkan hasil, harus menyelam ke dasar lautan, bukan hanya berenang di permukaan.’ Dilandasi dengan penguasaan turas (tradisi pemikiran Islam tradisional) yang kuat dan kemudian dipadukan dengan tajdid.
Menurut Buya Syafii, peradaban Islam telah lama terpuruk. “Kita perlu membangun kembali. Kita perlu rekonstruksi dan dekonstruksi,” katanya. Kesadaranm dan keinginan untuk berubah menjadi penting. “Dalam pemahaman saya, Allah mau melakukan intervensi jika kita mau untuk berubah,” tuturnya seraya membacakan potongan ayat, ‘Jika kamu menolong agama Allah, maka Allah akan menolongmu dan mengukuhkan kedudukanmu’ serta ayat ‘Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sampai kaum itu mau untuk berubah’. (Ribas/Foto:Budi)