SURAKARTA, Suara Muhammadiyah- Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan modernis atau reformis dalam paradigma gerakan Islam. Gerakan modern-reformis percaya pada kesempurnaan dan menyeluruh ajaran tetapi aktualisasinya tidak terpaku pada struktur atau format legal-formal apalagi pemisahan, namun lebih menekankan pada aktualisasi nilai-nilai Islam secara objektif dalam kehidupan. Islam dalam paradigma modernis atau reformis ditampilkan sebagai agama yang mampu menghadapi dan memberikan jawaban atas perkembangan zaman tanpa harus kehilangan fondasi dan prinsip dasar ajarannya. Demikian disampaikan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Tafsir saat mengisi kegiatan Kuliah Umum Sekolah Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada Sabtu (5/8).
Dalam kesempatan tersebut, Ketua PWM Jawa Tengah menjelaskan kepada ratusan mahasiswa Sekolah Pascasarjana UMS tentang sifat Muhammadiyah di antaranya yaitu beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan, memperbanyak kawan dan ukhuwah Islamiyah, lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam, serta bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
“Muhammadiyah membangun umat Islam yang maju di bidang pendidikan dan kesehatan sebagai 2 ikon Muhammadiyah. Muhammadiyah dalam hal memajukan pendidikan tidak hanya dalam hal mengajarkan Fikih, namun di segala hal sesuai dengan perkembangan zaman,” tuturnya.
Untuk memperdalam Fikih, lanjut Tafsir, Muhammadiyah mendirikan Pondok Pesantren Muhammadiyah dengan konsep modern dengan cara menyesuaikan perkembangan zaman. “Contohnya, pada zaman dahulu di Pondok Pesantren cara berwudhunya dengan air tidak mengalir yang menyebabkan para santri terkena penyakit kulit. Maka Muhammadiyah selanjutnya mendesain Pondok Pesantren dengan modern. Tempat wudhunya mengalir dengan alat modern sehingga para santri sehat,” terangnya.
Lebih lanjut Tafsir menjelaskan bahwa Muhammadiyah merupakan gerakan Tajdid dengan cara memperbaharui umat dalam hal pemahaman Islam sesuai perkembangan zaman.
“Islam selalu baik dan sesuai dengan perkembangan ruang dan waktu kapanpun dan di manapun. Muhammadiyah membangun kearifan lokal Muhammadiyah berkemajuan. cara memperbaharui umat dengan cara memperbaharui pola tingkah laku dan pola pikir manusia,” pungkasnya (Hendra Apriyadi).