UNISA Buka Dua Prodi Baru untuk Jenjang Sarjana

UNISA Buka Dua Prodi Baru untuk Jenjang Sarjana

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Universitas Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) membuka dua prodi baru di bawah Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) dan Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek). Dua Prodi tersebut adalah  Prodi S1 Gizi dan Teknik Informatika. Pembukaan prodi baru terseut disosialisasikan dalam konferensi pers yang dihadiri oleh Wakil Rektor I UNISA Tufiqurrohman, Dekan Fikes Iswamarwati, Dekan Fakultas Saintek Sunardi, dan sejumlah jajaran dari masing-masing prodi.

Dalam kesempatan tersebut, Taufiqurrohman mengatakan bahwa permohonan izin pembukaan 2 prodi baru tersebut tergolong cepat. Pasalnya, untuk Prodi Gizi sendiri belum lama setelah diajukannya perizinan pembukaan prodi, Izin pembukaan telah dikeluarkan pada bulan Juni lalu. tak berbeda dengan Prodi TI yang juga telah mendapatkan izin pembukaan pada 26  Juli lalu dan SK yang dikeluarkan pada 7 Agustus 2017. Meskipun perizinan diajukan belum lama ini, namun persiapan telah dilakukan sejak jauh hari, termasuk dalam mempersiapkan tenaga Dosen yang kompeten di bidangnya.

“Saat ini, kedua prodi tersebut masih dalam proses melakukan penerimaan mahasiswa  baru. Saat ini, sudah ada 11 pendaftar untuk prodi Gizi. Jumlah itu termasuk banyak melihat belum genap satu bulan kami resmi membuka prodi Gizi,” terang Taufiqurrohman.

Ismarwati menerangkan bahwa Fikes UNISA sendiri menjadi salah satu keunggulan yang dimiliki oleh UNISA karena Fikes sendir menjadi cikal bakal dari terbentuknya UNISA yang bermula dari Stikes Aisyiyah Yogyakarta. Saat ini telah ada 7 Prodi, termasuk Gizi, yang berada di bawah Fikes UNISA. Yaitu Kebidanan jenjang S2, Kebidanan jenjang Diploma III, Bidan Pendidik jenjang Diploma IV, Fisioterapi jenjang Sarjana, Analis Kesehatan Diploma IV, Teknik Radiodiagnistik dan Radioterapi jenjang diploma III.

Prodi Gizi yang resmi dibuka dengan SK Menristek Dikti nomor 316/KPT/I/2017 ini secara spesifik akan mengarahkan keunggulannya kepada Gizi Keluarga. Hal tersebut didasari dari pengamatan bahwa banyak permasalahan Gizi yang ada di Indonesia berawal dari lingkungan keluarga.

“Prodi Gizi Unisa akan lebih konsen kepada Gizi Keluarga. Hal ini penting, melihat banyaknya permasalahan gizi berawal dari keluarga. Problem yang ada di ranah Gizi sendiri, kini telah mengalami pergeseran dari Malnutrisi ke Overnutrition atau kelebihan gizi.” terangnya.

Meskipun akan cenderung diarahkan kepada Gizi Keluarga, lulusan Prodi Gizi UNISA sendiri diharapkan mampu mengisi kebutuhan di ranah Gizi Klinis, sebagai penggerak di masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan preventif, ataupun sebagai pembuka lapangan pekerjaan atau entrepreneur.

“Saat ini, lulusan Gizi sangat dibutuhkan. Mayoritas perusahaan catering besar membutuhkan Ahli Gizi untuk memastikan kualitas makanannya. Di samping, pendidik di ranah ini juga masih banyak dibutuhkan,” lanjutnya.

Sedangkan Sunardi, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi yang kini membawahi 3 prodi yaitu Teknik Arsitektur, Bioteknologi, dan Teknologi Informasi (TI) mengatakan bahwa keunggulan yang diusung oleh prodi TI sendiri akan ditekankan kepada perancangan aplikasi informasi berbasis kesehatan baik di ranah medis ataupun klinis. Keunggulan tersebut diharapkan mampu mengisi pesatnya perkembangan serta kebutuhan teknologi informasi di ranah kesehatan.

“Kami sangat memperhatikan sisi kesehatan karena inilah yang menjadi cikal bakal UNISA. Nantinya diharapkan akan banyak rancangan inovasi yang dihasilkan dari proses pembelajaran di prodi TI UNISA. Di antaranya seperti E Hospital, E Doctor, itu semua tidak lepas dari kesehatan,” terangnya.

Oleh karenanya, pembukaan Prodi TI dengan SK Kemenristek Dikti nomor 418/KPT/12017 ini nantinya mampu mencetak lulusan dengan kompetensi spesifik yang tidak dimiliki oleh perguruan tinggi lainnya. Saat ini, Prodi TI UNISA memiliki sejumlah dosen TI kompeten yang dipersiapkan. Di antaranya merupakan lulusan universitas ternama di Indonesia juga luar negeri seperti Malaysia juga Jerman. Saat ini pihaknya sedang memproses skema sertifikasi lulusan dari asosiasi ataupun industry besar seperti Microsoft, Sisco, ataupun Oracle.

“Kami punya skema pembelajaran yang berbeda yang diarahkan kepada Health Information Technology dan Clinical Information Tecnology. Inilah fokus kami yang tidak dimiliki perguruan tinggi lain,” tukasnya.

Taufiqurrohman mengatakan bahwa prodi apapun yang ada di UNISA kan terus berkomitmen dalam pengembangan di bidang kesehatan. Hal tersebut merupakan perwujudan dari visi UNISA yang menginginkan untuk menjadi perguruan tinggi yang berwawasan kesehatan.

“Kesehatan menjadi pondasi berdirinya UNISA. Kami berkomitmen mensinergikan seluruh prodi dengan bidang kesehatan. Sesuai dengan visi UNISA yaitu menjadi perguruan tinggi yang memiliki kesehatan dan juga keislaman,” tukasnya.

Taufiqurrohman sendiri berpesan kepada para calon mahasiswa yang akan mendaftarkan diri di UNISA khususnya Prodi Gizi dan TI bahwa tersedia banyak skema beasiswa yang diberikan. Termasuk Beasiswa kader Muhammadiyah dan Aisyiyah yang diperuntukkan bagi pendaftar pertama di kedua prodi ini.

“Untuk para pendaftar pertama dari kader Muhammadiyah dan Aisyiyah di kedua prodi ini dan juga pendaftar di prodi lainnya akan ada beasiswa yang disediakan. Di samping, akan ada banyak beasiswa yang bisa diakses untuk umum setelah berada dalam proses perkuliahan di semester 3 ke atas,” tandasnya. (Th)

Exit mobile version