YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Pada masa lalu, bahasa Arab di Indonesia identik dengan pondok pesantren dan madrasah diniyah yang merupakan wadah pembelajaran dari bahasa Arab. Sorogan dan bandungan merupakan bagian dari pembelajaran klasik di dalamnya. Namun dewasa ini, bahasa Arab tidak lagi terbatas di tempat tersebut tapi sudah memasuki wadah yang lebih tinggi seperti pembelajaran dalam universitas. Apalagi dengan memasuki era digital saat ini, pembelajaran dari bahasa Arab tersebut juga harus turut berevolusi. Pentingnya upaya dalam memajukan pembelajaran bahasa Arab disadari oleh Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dengan menyelenggarakan International Conference and Call for Paper dengan tema Trends of Arabic language in digital Era: Education, Literature, and Technology.
“Kita menyadari perlunya usaha untuk merevolusi sistem pembelajaran bahasa Arab, yang saat ini urgensinya memang sangat dirasakan dalam dunia internasional. Agenda yang diadakan PBA UMY ini bertujuan untuk memberikan gebrakan baru dalam sistem pembelajaran bahasa Arab, dengan menggunakan teknologi sebagai basis media pembelajarannya. Diharapkan kegiatan ini dapat memperkaya wawasan dalam mengarahkan perkembangan pembelajaran tersebut, karena apabila sistem yang dihasilkan mumpuni maka ia akan dapat diterapkan pada bidang lainnya,” ujar Hilman Latief, MA.,Ph.D., sebagai Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan AIK UMY ketika diwawancarai oleh tim BHP disela-sela acara International Conference and Call for Paper dengan tema Trends of Arabic language in digital Era: Education, Literature, and Technology, di Auditorium KH Ibrahim (Twin Building) UMY, Kamis (10/8).
Dalam agenda tersebut PBA UMY menggandeng Institute of Applied Technology (IAT) Dubai untuk mengembangkan teknologi pembelajaran bahasa Arab. “PBA UMY akan mendukung pengembangan teknologi ini dengan memberikan materi sebagai bahan, sedangkan desain dari teknologinya akan dilakukan di Dubai. Hasil dari kerjasama ini nantinya akan diterapkan kepada pengajar Bahasa Arab di seluruh Indonesia. Karena itu sebelum agenda hari ini, kami sudah mengadakan workshop pembelajaran bahasa Arab bertingkat nasional yang diikuti oleh pengajar bahasa Arab se-Indonesia dan juga utusan dari Malaysia dan Singapura,” papar Talqis Nurdianto, L.c., M.A., selaku ketua PBA UMY pada waktu yang sama. Talqis juga menambahkan bahwa dalam pengembangan teknologi tersebut UMY juga bekerjasama dengan IMLA (Ikatan Pengajar Bahasa Arab se-Indonesia) dan juga Center of Research and Intercommunication Knowledge dari Arab Saudi.
“Sinergi yang kami lakukan ini adalah usaha nyata untuk merintis pengembangan pembelajaran bahasa Arab yang lebih maju dengan penggunaan teknologi. Dari kerjasama ini kami juga berusaha untuk memformulasikan standarisasi dari penggunaan bahasa Arab. Ini karena bentuk dan penggunaan bahasa Arab yang digunakan berbeda di setiap daerah asalnya. Contohnya penggunaan bahasa Arab fushah akan berbeda struktur bahasanya dengan yang amiyah, belum lagi dengan dialek masing-masing daerah seperti Libya, Oman, Mesir dan negara Arab lainnya. Karena itu standarisasi bahasa Arab yang diakui serta dipahami secara internasional sangat diperlukan, termasuk oleh UMY. Salah satu bentuk standarisasi yang dilakukan adalah pada TOAFL (Test of Arabic as a Foreign Language) yang dapat diakui oleh seluru universitas di seluruh negara Arab,” sambung Talqis.
Selain konferensi internasional, akan diadakan pula agenda Lokakarya linguistik Korpus Arab pada hari Jumat (11/8). “Kegiatan selanjutnya adalah pembentukan Korpus Arab pada agenda selanjutnya. Korpus ini adalah kumpulan maklumat yang berkaitan dengan bahasa Arab, baik itu sastra dan bahkan riset penelitian. Korpus tersebut nanti akan berfungsi sebagai wadah untuk mengetahui bentuk, fungsi, dan makna dari sebuah kata Arab. Misalnya ketika kita ingin mencari penggunaan kata ana, korpus nanti akan memberikan seluruh bentuk penggunaan, fungsi dan makna dari kata tersebut dalam berbagai konteks. Pembentukan Korpus Arab ini merupakan yang pertama kali di Indonesia, dan juga merupakan artikulasi kami dalam menerjemahkan Unggul dan Islami milik UMY,” ujar Suryanto, S.Pd., M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa.
Korpus Arab tersebut akan dibentuk oleh sebuah tim yang terdiri dari 8 institusi yang akan memberikan masukan materi yaitu PBA UMY, UIN Sunan Kalijaga, UNIDA Gontor, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Pondok Modern Tazakka, Universitas Al Azhar Jakarta, UNS Surakarta, dan IMLA. (Humas UMY)