Indonesia Lahir dari Dialog dan Silaturahim Ulama

Indonesia Lahir dari Dialog dan Silaturahim Ulama

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Berlokasi di Masjid  Al Hidayah Suryodiningratan, Mantrijeron, Yogyakarta, Ahad (13/8). Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) beserta beberapa Ortom Muhammadiyah selenggarakan Tabligh Akbar Spesial HUT RI ke 72. Hadir sebagai pemateri Ustadz Adi Hidayat, Lc MA bertema Jejak Islam Nusantara.

Mengundang ustadz yang sering muncul di media sosial diharapkan menjadi pemantik semangat pemuda untuk menghadiri acara Tabligh Akbar dan semangat dalam mengamalkan ilmu yang didapatkan. Ribuan jamaah antusias mengikuti kajian ini.

“Kami bangga akan diselengarakannya acara ini, sekaligus mengharapkan sepulang dari acara pemuda yang hadir semakin bertambah lagi dalam memperjuangkan Islam,” ungkap H Daelami ketua PCM Mantrijeron dalam sambutannya. Hadir memberikan sambutan, ketua PWPM DIY Iwan Setiawan. Dakwah Islam, khususnya Muhammadiyah memiliki dua corak. Yakni, mencerahkan dan mengembirakan.

Lebih lanjut Iwan menjelaskan, “Mencerahkan itu memberi pengetahuan yang baru bagi umat, dan mengembirakan adalah peserta yang hadir selain mendapat ilmu juga bahagia. Ceramah mengembirakan tidak harus mengundang pelawak, ini yang terkadang dipahami dengan salah soal menggembirakan,” pungkasnya.

Acara dilanjutkan dengan Tausyiah yang disampaikan Ustadz Adi Hidayat, ustadz yang juga lulusan Ponpes Darul Arqom Muhammadiyah Garut itu menyampaikan secara detail hubungan antara Islam di Nusantara dengan penyebaran Islam dari Timur Tenggah.

Secara runut, ia menyampaikan keadaan Islam dari zaman Nabi Adam ke Nabi Muhammad, sampai Islam datang dan hadir memberikan warna di Nusantara atau Indonesia. “Islam sebagai rahmatan lil alamin, datang ke Indoneisa dengan cara yang unik. Datang dengan kedamaian, dan membawa kemaslahatan,” ungkapnya.

Selain kedamaian, sistem yang dibawa oleh Islam adalaah sebuah sistem musyawarah atau dialog dan itu sudah memiliki kesamaan dengan budaya lokal. “Negera ini ada dari perjuangan ulama, yang didasari dengan membangun ikatan silaturahim dan dialog antar sesama,” jelasnya.

“Dan Muhammadiyah turut memberikan peran terhadap pembentukan Negara,” tambahnya. (A’an/mg)

Exit mobile version