JEMBER, Suara Muhammadiyah-Presiden Joko Widodo hadir memberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Jember pada Ahad 13 Agustus 2017. Tema yang dibahas terkait dengan perkembangan teknologi dan pentingnya menjaga nilai-nilai budaya, sosial, dan karakter bangsa. Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi mengajak mahasiswa untuk siap menghadapi perubahan zaman yang begitu cepat.
Di tengah perubahan itu, perlu untuk mawas diri supaya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya luhur bangsa tidak masuk dan menginfiltrasi bangsa Indonesia. Nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan yang telah menyatu di masyarakat harus menjadi landasan kehidupan berbangsa.
“Saya titip terutama kepada PP Muhammadiyah, baik yang ada di cabang Jember maupun secara umum di seluruh Indonesia, perubahan-perubahan ini perlu diantisipasi. Jangan sampai nilai-nilai keindonesiaan dan keislaman kita tergerus gara-gara kita tidak siap mengantisipasi,” kata Jokowi.
Menurutnya, perubahan global yang didukung oleh perkembangan teknologi informasi terjadi di hampir semua lini kehidupan. Mulai dari internet, proses pembayaran, transportasi, hingga pengelolaan ruang angkasa. Jika tidak disadari dengan cepat, Indonesia akan tertinggal dari negara lain. “Perubahan sangat cepat sekali. Kita harus menyadari itu, kalau tidak disadari kita bisa ditinggal terutama menyadarkan sumber daya manusia yang kita miliki,” katanya.
Dalam bidang transportasi, Jokowi mengatakan negara lain telah memiliki alat yang lebih maju dan modern. Sedangkan Indonesia, saat ini baru memulai pembangunan. “Kita? Baru proses membangun MRT, LRT. Baru akan memulai kereta cepat, itu ramai. Ramai belum dimulai, sudah dua tahun,” katanya.
Di dunia pendidikan, Jokowi menilai kurikulum pendidikan yang ada masih monoton dan tidak mengikuti perkembangan zaman. Untuk itu Jokowi berharap Universitas Muhammadiyah Jember bisa menjadi pelopor inovasi perguruan tinggi di Indonesia. “Seharusnya fakultas yang ada disesuaikan dengan perkembangan saat ini, seperti membuka fakultas manajemen toko online, fakultas animasi, fakultas electronic sport dan juga fakultas video,” ujarnya.
Jokowi juga berharap UM Jember untuk mulai berbenah. Jika tidak, maka akan tertinggal. “Perguruan tinggi juga harus berani mengubah, Universitas Muhammadiyah Jember juga harus berani mengubah. Kalau Universitas Muhammadiyah Jember memulai, universitas yang lain ditinggal nanti,” kata Jokowi. Perubahan itu terutama dalam aspek kurikulum dan inovasi penelitian.
Presiden berharap Universitas Muhammadiyah Jember bisa menjadi pelopor inovasi perguruan tinggi di Indonesia. Seharusnya, kata Jokowi, fakultas-fakultas yang ada disesuaikan dengan perkembangan saat ini, seperti membuka fakultas manajemen toko online, fakultas animasi, fakultas electronic sport dan juga fakultas video.
Selain itu, perubahan lain yang juga harus diantisipasi adalah perubahan pola interaksi sosial di masyarakat. Perkembangan teknologi yang sangat cepat turut menjadi salah satu penyebab perubahan tersebut di masa mendatang. “Orang nantinya 5-10 tahun yang akan datang tidak akan baca koran. Yang namanya generasi Y, yang mahasiswa-mahasiswa sekarang ini, 5-10 tahun yang akan datang pegangnya hanya ini (gadget). Mau cari berita tidak mau baca koran, tinggal klik dan baca online, tidak mau lihat TV lagi nantinya,” ucapnya.
Di tengah perubahan yang begitu cepat, presiden juga berpesan kepada para mahasiswa untuk terus menjunjung tinggi sikap sikap saling menghormati dan saling menghargai kebhinnekaan. Hal itu dilakukan guna menjaga keutuhan bangsa yang dianugerahi keanekaragaman agama, suku, budaya dan bahasa.
“Inilah anugerah Allah yang diberikan kepada kita, bangsa Indonesia. Ini sudah menjadi hukum Allah, sudah menjadi takdir kita bahwa kita ini memang hidup di dalam alam keragaman yang amat banyak,” kata Presiden Jokowi. (Ribas)