Muhammadiyah Bak  Pohon Rindang, Tempat Umat Berteduh

Muhammadiyah Bak  Pohon Rindang, Tempat Umat Berteduh

GRESIK, Suara Muhammadiyah- Dalam rangka penguatan ideologi Muhammadiyah, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Gresik Kota Baru (GKB) menyelenggarakan seminar bagi para pekerja di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) se-GKB pada Sabtu (12/8) di SMA Muhammadiyah 10 GKB dengan menghadirkan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Nur Cholis Huda.

Ketua PCM GKB, M Djufri dalam sambutannya menyampaikan pentingnya penguatan ideologi secara berkesinambungan terlebih bagi para pekerja di AUM. Hal mengingat Muhammadiyah sebagai lahan menyemai ideologi bagi kader atau warga.

“Muhammadiyah sebagai lahan menyemai ideologi bagi kader atau warga, pemahaman dan rasa cinta yang tumbuh kepadanya muncul dari dalamnya ideologi yang menginternal ke masing-masing kader. Pasang surut ideologi menjadi sebuah kepastian sehingga dibutuhkan penguatan ideologi secara berkesinambungan. Terlebih untuk pekerja di AUM yang tidak jarang mereka bekerja hanya beroroientasi pada sisi profit saja,” terangya.

Lebih lanjut Djufri menuturkan perlunya penguatan dan sinergi dari segala lini demi terciptanya sebuah organisasi yang bukan hanya besar namun juga kuat. “Tantangan di depan yang akan dihadapi akan lebih besar. Bagi organisasi besar persoalan itu menjadi keniscayaan. Sehingga perlunya penguatan dan sinergi dari segala lini,” imbuhnya.

Sementara itu, Nur Cholis Huda yang didaulat menjadi pemateri dalam kegiatan tersebut mengibaratkan Muhammadiyah sebagai sebuah pohon yang rindang. “Muhammadiyah memiliki berbagai macam AUM yang bergerak dan bermanfaat bagi umat, sehingga Muhammadiyah bisa diibaratkan sebuah pohon rindang yang bisa dipakai berteduh dari segala panas (persoalan) yang menimpa umat,” tuturnya.

Ketua PWM Jatim ini juga berpesan kepada para pekerja di AUM untuk menjaga pohon rindang ini dengan menjauhi beberapa penyakit. Menurutnya, munculnya penyakit-penyakit tersebut biasanya dikarenakan adanya kuman seperti kurang iman, kemudian memunculkan kudis yang berarti kurang disiplin, kurap artinya kurang rapi, dan yang terakhir kutil yaitu kurang teliti.

“Jadi bagi para pengiat di AUM, hendaknya menjauhi penyakit tersebut dan jangan sampai tertular,” tutupnya (A’an-mg).

Exit mobile version