SMK Muhammadiyah Rembang Sulap Limbah Jadi Kostum Menarik

SMK Muhammadiyah Rembang Sulap Limbah Jadi Kostum Menarik

REMBANG, Suara Muhammadiyah- Dalam rangka menyambut perayaan HUT RI ke-72, puluhan pelajar SMK Muhammadiyah Rembang menyulap berbagai limbah yang tak terpakai seperti kain, botol bekas, kertas koran hingga kardus menjadi berbagai kostum menarik yang dipentaskan dalam kontes peragaan kostum. Berbagai desain unik mulai dari baju pesta menggunakan koran bekas, kostum super hero, hingga kostum dari botol ditampilkan.

Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah Rembang, Suparno menuturkan bahwa terdapat banyak manfaat dalam pelaksanaan kegiatan kali ini. Utamanya yaitu memberikan wadah bagi para siswa untuk berkreasi dengan menggunakan limbah, lalu membuat lompatan dalam menyemarakkan hari kemerdekaan.

“Kami berharap kegiatan ini mampu memupuk pendidikan karakter dan nasionalisme tiap siswa,” tukasnya.

Sementara itu, Penanggung Jawab Acara Mahmud Wildan Taufik menyebutkan bahwa kegiatan fashion show dari limbah ini diikuti oleh 40 peserta yang terdiri dari 30 kelas. Menurutnya, dengan adanya kegiatan fashion show ini pihaknya ingin mewadahi bakat anak didik.

“Masing-masing kelas minimal satu dan maksimal empat menunjukan desain dengan pembagian tugas ada yang ditunjuk model. Rencananya, peserta juga akan ditampilkan di acara karnival yang akan berlangsung tanggal 20 Agustus mendatang,” terangnya.

Terkait penilaian, Mahmud menuturkan bahwa penilaian desain kostum mulai dari kerapian, kesesuaian tema, serta keindahan sesuai dengan tema masing-masing. Sementara untuk desain kostum bervariasi mulai dari Rp 40 ribuan hingga Rp 200 ribuan yang kesemuanya murni iuran dan kreasi masing-masing kelas.

Perwakilan peserta siswi kelas XI, Ayu Intan mengatakan bahwa dalam lomba desain baju ini pihaknya memilih bahan baku koran bekas dengan pertimbangan mudah dicari sehingga tinggal dituangkan dalam bentuk kreasi.

”Kami membuatnya hanya sehari. Kebetulan di rumah dibantu ayah yang berprofesi sebagai penjahit,” katanya.

Berbeda dengan Ayu, Adis Khoirunisa dan Beta Darwanti lebih memilih desai baju dengan menggunakan kain perca batik dengan pertimbangan limbahya yang sangat melimpah sehingga sayang jika dibuang begitu saja.

”Kami persiapan dua bulan, paling lama mengumpulkan kain perca. Ketika semua bahan terkumpul kita langsung jadikan kostum,” pungkasnya (JPR/ Yusri).

Exit mobile version