KLATEN, Suara Muhammadiyah– Tak malu dengan profesi yang dijalaninya Tugino Darwoko (68 th) sesepuh Pimpinan Ranting Muhammadiyah Desa Jotangan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten tahun ini beserta istrinya tercinta Suwarti mendapat panggilan Allah SWT untuk menjalankan ibadah haji di Makah Al Mukaromah, dan Madinah Al Munawarah.
Tugino Darwoko yang akan berangkat ke tanah suci yang tergabung dalam KBIH Arofah kloter 81 hari Senin 21 Agustus nanti saat ini telah mempersiapkan diri untuk bekal yang akan dibawanya termasuk menyelenggarakan pengajian pamitan haji untuk mohon doa restu kepada para tetangga, sanak saudara, agar dalam menjalankan ibadah hajinya nanti dapat berjalan dengan lancar, diberi kemudahan, dapat menyelesaikan semua rukun, dan wajib haji ditambah dengan ibadah sunnah.
Tugino Darwoko yang ditemui SM Ahad (13/8) di kediamannnya DK. Pulo, Desa Jotangan, Kecamatan Bayat, Kabupatenb Klaten pihaknya menuturkan, bahwa niat untuk menunaikan ibadah haji sudah direncanakan jauh-jauh hari sejak dirinya merantau menjual es puter keliling atau dikenal dengan es dhong-dhong, karena bendhe yang digunakan sebagai tanda penjualan es berbunyi dhong-dhong. Pihaknya, merantau di Palembang sejak tahun 1968.
Usai Gestapu pihaknya merantau menjual es puter dari tahun 1968 hingga reformasi tahun 1998. Selama 30 tahun dirinya merantau di Palembang. Sejak tahun 1998 dia memperhatikan perkembangan pendidikan anak-anak kemudian merantau di Jeporo Jawa Tengah. Hasil penjualan es puter digunakan untuk membiaya kuliah ketiga anaknya hingga sarjana. Usai anak-anaknya mencapai gelar sarjana pihaknya berniat untuk menjalankan ibadah haji.
Ketiga anaknya memberi dorongan hingga dia mendaftarkan diri untuk menjalankan ibadah haji. Saat itu dirinya masih ragu apakah akan bisa berangkat atau tidak, mengingat penghasilan sebagai penjual es puter tidak menentu. Namun karena dorongan ketiga anaknya, maka apa yang disarankannnya dilakasanakan dengan memanfaatkan dana talangan dari pemerintah. Pada tabun 2010 dirinya mendaftarkan, namun belum mendapatkan porsi, arena uang talangan belum cukup untuk uang muka haji.
Baru pada tahun 2011 dirinya dapat melunasi pembayaran awal untuk mendapatkan porsi haji. Saat itu pula istrinya Suwarti merengek ingin ikut juga. Akhirnya pada tahun 2011 dirinya dan istrinya Suwarti resmi mendaftarkan diri yang kemudian mendapatlkan porsi. Berjalan beberapa tahun ini akhirnya mereka berdua dapat berangkat ibadah haji tahun ini yang tergabung dalam Kloter 81 melalui LBIH (Lembaga Bimbingan Ibadah Haji) Arofah, satu-satunya LBIH yang bonafit milik Muhammadiyah. Selamat jalan pak Tugino beserta istri dan rombongan semoga dimudahkan dalam perjalanan, ibadah, dan pulang menjadi haji yang mabrur, amin yaa robbal ‘alamin. (Paimin JS)