YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Berlangsung meriah, Masa Ta’aruf (Mataf) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang dilangsungkan di Sportorium pada hari Senin (21/8) dibuka secara langsung oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir.
Di hadapan 5.233 mahasiswa baru, Haedar berpesan untuk menjadi intelegensia muda yang berkarakter tradisi besar. Karakter tradisi besar yang dimaksudkan Haedar adalah karakter sebagai insan berkemajuan yang bisa membawa Islam menjadi agama peradaban dan membangun peradaban bangsa Indonesia yang lebih maju.
Lima ciri dari karakter tradisi besar yang harus dimiliki oleh Maba 2017 UMY yaitu pertama, religius, shaleh, mengetahui dan bisa membedakan mana yang benar mana yang salah, serta mana yang pantas dan tidak pantas.
“Ciri kedua yakni menjadi insan yang cerdas dan berkeahlian. Ketiga, menjadi insan yang mandiri, tidak manja dan berdiri tegak di atas kemampuan sendiri. Keempat, punya solidaritas kolektif. Lalu yang kelima, menjadi kader umat dan bangsa yang bisa membawa pencerahan untuk bangsanya, sehingga ketika menjadi mahasiswa lebih-lebih setelah lulus kuliah, bukan hanya berguna bagi diri sendiri dan keluarga tapi juga menjadi rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi semesta alam),” jelas Haedar.
Haedar juga mengatakan bahwa sepatutnyalah para mahasiswa baru berbangga diri karena dari 33 ribu lebih calon mahasiswa baru yang mendaftar hanya 5233 yang diberikan kesempatan untuk hadir menjadi bagian dari UMY. “Di samping, UMY merupakan Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang terbilang papan atas dan kampus terbesar yang punya sejarah cukup sukses dari 172 kampus PTM di seluruh tanah air,” ujarnya.
Selain itu, Haedar juga menjelaskan tentang peran Muhammadiyah dalam pembangunan bangsa Indonesia. Menurutnya, Muhammadiyah bukan hanya sekadar organisasi kemasyarakatan dan dakwah, tapi juga merupakan organisasi yang telah mengukir kisah sukses pembaharuan di negeri tercinta ini. “Muhammadiyah telah mengajari bangsa ini agar menjadi bangsa terdidik yang punya kepribadian dan iman yang kokoh. Muhammadiyah juga telah melahirkan proses perubahan di tubuh umat dan bangsa ini dari keterjajahan, keterbelakangan dan dari keadaan yang belum maju menjadi masyarakat yang maju dan dalam kehidupan yang merdeka,” terangnya.
Mataf juga ditandai dengan pemakaian jas almamater secara simbolis dari Rektor UMY kepada 6 perwakilan mahasiswa baru UMY. Mereka adalah Willem Kurniawan (mahasiswa asal Indonesia jurusan Hubungan Internasional), Saskia Nita K (mahasiswa asal Indonesia jurusaan Teknik Elektro), Hu Guangtao (mahasiswa asal China jurusan Pendidikan Bahasa Inggris), Ayni (mahasiswa asal Thailand jurusan Ilmu Pemerintahan), Dorothy Guo (mahasiswa asal China jurusan Pendidikan Bahasa Inggris), dan Nathalia Melissa Pereiro (mahasiswa asal Brazil jurusan HI International Program of International Relations (IPIREL))
Sedangkan Rektor UMY, Dr Ir Gunawan Budiyanto, MP mengatakan bahwa mahasiswa yang datang ke UMY berarti datang ke tempat yang tepat, karena datang di organisasi dimana Pancasila dilahirkan. “Anda di sini dididik sebagai insan yang Pancasilais, karena peran Muhammadiyah dalam proses pembuatannya. Anda juga dididik untuk menjadi insan yang toleran, karena pendidikan dan kesehatan Muhammadiyah bukan hanya untuk Muslim saja, tapi juga untuk non-Muslim,” imbuhnya.
Gunawan Budiyanto juga menyampaiakan dihadapan ribuan mahasiswa barunya, untuk menjadi bagian sejarah perjalanan sebuah bangsa, serta memiliki perhatian kepada kelompok tertindas.
“jangan pasif, ukir dan tulis sejarah kalian melalui gerbang kampus tercinta ini,” ungkapnya. (A’an-mg/Humas UMY)