SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Pekan karya seni dan sastra hadir di Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta. Di bawah Ikatan Pelajar Muhammadiyah bidang Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Tsana Febiska selaku ketua pelaksana menuturkan bahwa acara dengan tema Khatulistiwa Art dan Culture Festival ditutup pada 17 Agustus 2017.
Dewasa ini keseharian bhinneka tunggal ika itu sudah hilang di dalam kepribadian jiwa muda, dan ke barat-baratan pun sudah jadi budaya. Santriwati MBS khususnya mampu menciptakan karya unik, sebagai ajang mengharumkan budaya sehingga menimbulkan keeratan diantara satu sama lain. Terdapat 11 stand yang diisi dan hadir dalam memeriahkan kreatifitas ini. Serta berbagai macam rangkaian kegiatan seperti drama konsulat, lomba – lomba memperingati hari kemerdekaan, donor darah, dan lain-lain.
Acara yang dikemas dengan kreatifitas santri ini bertujuan mendorong santriwati untuk melestarikan kebudayaan daerah dan Indonesia, meningkatkan tali silaturrahmi dan yang terutama meningkatkan kreatifitas santri khususnya dalam bidang seni.
Acara ini diharapkan menciptakan kembali identitas bangsa. “Harapannya supaya bhinneka tunggal ika itu lebih diterapin di sini. Kalau bisa sampai berkelanjutan di periode selanjutnya,” tutur Febiska selaku ketua penyelenggara. Beragamnya budaya tidak memandang di angkatan mana ia berdiri, karena dalam satu budaya mebuat keeratan yang ditimbulkan meskipun berbeda angkatan, sehingga hidup di pondok pesantren budayalah yang menjadi pemersatu (mia-mg).