YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta menyelengarakan Kajian Kader, pada Rabu (23/8) bertempat di Gedung Muhammadiyah PDM Kota Jl. Sultan Agung No. 14, Yogyakarta. Hadir sebagai pemateri Ir Munichy B. Edrees, menyampaikan topik tentang bedah tokoh meneladani KH. Ahmad Dahlan.
Kegelisahan Pimpinan di Muhammadiyah mengenai krisis kader penerus yang akan menjadi pengerak organisasi menjadi salah satu alasan MPK PDM Kota Yogayakarta selengarakan Kajian Kader ini. Dalam paparannya, Munichy B. Edrees sebagai cicit Ahmad Dahlan mengunggkap atau membedah tokoh buyutnya sendiri.
Selain krisis kader, di jaman sekarang juga semakin sulit ditemui sosok pemimpin yang jujur untuk menyampaikan kebenaran. Karena seringnya mereka dituntun nafsunya, padahal harusnya manusialah yang harus menuntun nafsunya. Akan tetapi pemuda sekarang seperti kehilangan tokoh sebagai acuan dalam berperilaku dan besikap terhadap keadaan, terlebih dalam mengurus organisasi.
Munichy menambahkan, bagi kaum muda boleh sekiranya merefleksikan perilaku pendahulu seperti Ahmad Dahlan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. “Dari hadis nabi itu ada yang menjelaskan bahwa orang itu yang ingat mati,” hal ini juga diterapkan dalam kehidupan Ahmad Dahlan.
“Di kamar beliau itu dia membuat tulisan yang berpesan kepada dirinya untuk selalu ingat mati,” Munichy menjelaskan. Bahwa dalam dunia hanya sementara, maka hidup jangan dituntun nafsu tapi manusia yang harus menuntun nafsu. “Sehingga dalam melakukan ibadah, jadikan seolah ibadah mu sebagai yang terakhir,” tambahnya.
Kiai Dahlan juga berpesan untuk menjadikan Al Qur’an jangan hanya sebagai bahan bacaan, “Al Qur’an hadri bukan hanya untuk dibaca, melainkan juga untuk dikaji.” Hal ini disampaikan atas maraknya orang yang pandai dalam membacanya, tapi tidak menemukan makna dan esensinya. (A’an–mg)
Baca :