MALANG, Suara Muhammadiyah-Tak heran ketika alumni Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Muhammad Aripin, diganjar banyak penghargaan nasional. Aripin saat ini memiliki 85 anak binaan, 21 di antaranya bahkan telah memiliki usaha sendiri dan empat di antaranya berhasil melanjutkan kuliah. Hal itu berkat Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar yang didirikannya pada 2014.
Hingga tiga tahun berdiri, Aripin telah menerima penghargaan selama tiga tahun beruntun, yakni pada ajang penganugerahan Pemuda Pelopor Nasional di Bidang Pendidikan, Wirausaha Kreatif di ajang Satu Indonesia Award, serta Yayasan Berprestasi Nasional. “Saya teringat wasiat ibu saat mendirikan yayasan. Kini saatnya saya membalas semua kebaikan yang ibu berikan pada saya dengan berbuat baik pada orang lain,” ujarnya mengenang sang ibu yang telah berpulang pada Idul Adha 2015.
Pria kelahiran Banjarmasin, 27 Februari 1987 ini adalah sosok sederhana, begitu pula dengan kehidupan keluarganya. Bapaknya seorang tukang becak dan pemulung yang mengumpulkan sampah dan botol plastik. Keprihatinannya itu menggerakan hati Aripin untuk juga memberdayakan puluhan anak di yayasan yang didirikannya bersama kedua temannya, yaitu Hermanto dan Siti Nurbaya.
Sesuai namanya, imbuh Aripin, Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar diharapkan menjadi generasi kreatif juga pintar. “Saya ingin anak-anak di yayasan ini memiliki kreativitas dan pintar, sehingga mereka mampu meraih masa depan yang lebih baik,” katanya saat diwawancarai dalam kesempatan menyambangi almamater kebanggaannya UMM, Kamis (24/8).
Sejak 2016, Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar telah berbadan hukum. Aripin mengatakan uang untuk membayar notaris supaya yayasannya mendapatkan legalitas secara hukum dikumpulkan sedikit demi sedikit dari tabungannya. “Alhamdulillah, sejak awal Januari 2016, Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar sudah berbadan hukum,” katanya.
Sambil menjalankan yayasannya, dari sebuah ruangan kecil di salah satu bagian rumahnya, Aripin membuka usaha yang dibaginya ke dalam empat bidang. Pertama, bidang teknik. Pada bidang ini, dia mengerjakan pembuatan garasi, teralis, tangga, dan kanopi. Bidang kedua adalah kerajinan. Rupa-rupa kerajinan berbahan dasar bekas dia kerjakan. Dia menyulap barang-barang bekas yang dikumpulkannya dari sejumlah tempat, seperti velg sepeda, drum dan ban mobil bekas menjadi sofa, lemari dan lain-lain. Sendok plastik pun dia jadikan lampu hias. Begitu pula kawat bekas, dia jadikan bunga bonsai. Hal yang sama dia lakukan pada koran bekas. Dari bahan tersebut, dia membuat tas belanja.
Untuk memasarkan produk-produk kerajinan usaha, Aripin menuturkan, dia bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banjarmasin. Produk-produk kerajinan usaha juga ia pasarkan secara online. “Selain di Indonesia, produk-produk kerajinan usaha yang kami hasilkan, kami pasarkan ke Jepang, Korea, Nepal, Singapura, dan Malaysia,” katanya. (Humas UMM)
Baca :
Berbagi di Desaku Menanti, UMM Rancang Pembinaan Berkelanjutan
UMM Peroleh Penghargaan Ikon Prestasi Indonesia dari Presiden Jokowi