6 Kepala Sekolah  Muhammadiyah Boyolali Resmi Dilantik

6 Kepala Sekolah  Muhammadiyah Boyolali Resmi Dilantik

BOYOLALI, Suara Muhammadiyah- Enam sekolah yang ada di lingkungan Muhammadiyah Boyolali memiliki Kepala Sekolah Baru. Penetapan tersebut diputuskan melalui pleno Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) untuk kepala SMP dan MTs, serta pleno Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) untuk penetapan kepala SMA/SMK.

Pelantikan yang dilaksanakan pada Senin (22/8) ini melantik enam kepala sekolah yang meliputi Joko Triyanto sebagai Kepala SMP Muhammadiyah 1 Program Khusus Boyolali, Ma’ruf sebagai Kepala MTs Muhammadiyah 4 Simo, Aris Syamzaini sebagai Kepala MI Muhammadiyah Giriroto, serta Sri Haryanti sebagai Kepala MI Muhammadiyah Talakbroto. Sedangkan untuk kepala SMA/SMK di antaranya Kepala SMK Muhammadiyah 6 Simo yang dijabat oleh M Husni Thamrin dan Kepala SMA Muhammadiyah 1 Simo yang dijabat oleh Titik Hastuti.

Pelantikan Kepala Sekolah SMP/MTs Muhammadiyah ini dilakukan langsung oleh Ketua PDM Boyolali, Jindar Wahyudi. Sedangkan untuk SMA/SMK Muhammadiyah hanya dilakukan penyerahan Surat Penetapan mengingat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah sedang berhalangan untuk hadir.

Ketua Majelis Dikdasmen PDM Boyolali, M Agus Sriyono mengatakan bahwa kepala sekolah merupakan orang kepercayaan persyarikatan. Oleh karenanya, dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang paham betul mengenai visi misi Muhammadiyah.

“Kepala Sekolah adalah orang kepercayaan Muhammadiyah. Maka harus paham betul visi misi Muhammadiyah terutama dalam memajukan sekolah. Dalam waktu dekat akan diadakan Baitul Arqam Khusus Kepala Sekolah dan Juga Guru Muhammadiyah se-Kabupaten Boyolali di Tawangmangu,” tuturnya.

Senada dengan hal tersebut, Ketua PDM Boyolali M Jindar Wahyudi menuturkan bahwa kepala sekolah harus mempunyai visi, misi, tanggung jawab, dan ikhlas dalam memajukan sekolah.

“Sekolah Muhammadiyah yang berkualitas adalah yang memiliki banyak siswa. Maka bapak ibu kepala sekolah yang baru dilantik harus mampu memperbanyak jumlah siswanya agar sekolah lebih maju dan berkualitas. Yang dilihat oleh manusia lain adalah hasil akhirnya. Tidak dilihat ikhlas atau tidaknya. Maka dari itu dalam bekerja harus bersungguh-sungguh dan diikuti rasa ikhlas agar terlihat hasil yang memuaskan dan mendapat pahala dari keikhalasan itu yang merupakan urusan manusia dengan  Allah SWT,” paparnya (Joko Triyanto).

Exit mobile version