BANTUL, Suara Muhammadiyah- Kajian Sabtu Pagi (KSP), yang rutin diselengarakan oleh Takmir Masjid KH. Ahmad Dahlan Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pada (26/8) mengambil pokok bahasan Maqosid Al Qur’an dalam gerakan dakwah Muhammadiyah.
Hadir sebagai pemateri, Syamsul Hidayat dari Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, yang menangapi mengenai aliran dan tafsir liar terhadap Al Qur’an. Selain itu juga membahas mengenai maraknya anak muda Muhammadiyah yang pindah haluan manhaj dengan organisasi yang mencirikannya dengan Muhammadiyah.
“Hadirnya Al Qur’an dalam kehidupan umat Islam adalah sebagai pemurni aqidah dan pembenar akhlak,” jelas Hidayat. Merujuk kepada awal mula adanya pergerakan Muhammadiyah adalah melakukan pemurnian terhadap aqidah umat Islam pada masa itu, yang memiliki kecenderungan dalam melakukan ibadah dan kepercayaan masih dipengaruhi ajaran moyang dulu.
Sedangkan dalam praktik peribadahan, Muhammadiyah merujuk pada Al Qur’an dan As Sunnah kemudian dipahami dengan akal sehat yang berada dalam koridor keislaman. “Bukan dengan akal liar, ketika memahami dan menafsir Al Qur’an,” tambahnya.
Menanggapi fenomena kecenderungan anak muda Muhammadiyah yang lebih memilih organisasi lain dalam pergerakan, Hidayat menganggap bahwa mereka belum memahmi secara mendasar dan mendalam tentang ideologi Muhammadiyah. “Kebanyakan mereka tidak terinternalisasi secara massif soal ideologi Muhammadiyah, nanti kalau mereka sudah jenuh dengan organisasi barunya juga akan kembali ke Muhammadiyah,” paparnya.
Akan tetapi dengan kejadian tersebut, hendaknya Muhammadiyah bisa hadir memberi alternative gaya dakwah yang mereka butuhkan. Sehingga selain tetap melanjutkan geliat dakwah dengan membangun banyaknya AUM, tetapi tidak lupa untuk mengamankan kadernya dengan mengadakan kajian sesuai kebutuhan. (A’an-mg)