MAKKAH, Suara Muhammadiyah-Tepat 108 tahun yang lalu, pada 8 Dzulhijjah 1438 H, KH Ahmad Dahlan dan para muridnya di Kauman Yogyakarta mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Organisasi yang mengusung jargon gerakan Islam berkemajuan ini telah berkembang pesat. Semangat untuk mencerahkan umat dan membangun peradaban terus digelorakan.
Bertepatan dengan milad ke-108, dari kota Makkah Al-Mukarramah, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr H Haedar Nashir, MSi menyampaikan beberapa pesan. Sebagai berikut:
Pertama, bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat-Nya yang tak terhingga, khususnya karunia yang diberikan kepada Muhammadiyah hingga mampu bertahan dan berkembang dalam usia 108 tahun dengan melewati suka dan duka hingga makin menjadi matang, dewasa, cerdas, bijaksana, dan mampu menghadirkan pemikiran dan amaliah berkemajuan.
Kedua, Muhammadiyah bermuhasabah atas kekurangan dan kelemahan, maka selayaknya Milad dijadikan momentum untuk melakukan perubahan-perubahan transformatif yang bermakna menuju Muhammadiyah berkemajuan di berbagai bidang garapannya agar geraknya melampaui yang lain dalam spirit fastabiqul khairat.
Ketiga, Muhammadiyah niscaya harus menghadirkan pusat-pusat keunggulan di bidang pemikiran dan amal usaha yang selama ini digarap agar menjadi kekuatan alternatif di tengah persaingan ketat dalam pergerakan dinamika kehidupan nasional dan global.
Keempat, bagi warga, kader, dan pimpinan Muhammadiyah di seluruh tingkatan termasuk di amal usaha dan jamaah agar semakin memperkuat komitmen dalam bermuhammadiyah untuk berdakwah dan bertajdid sesuai dengan potensi dan kekuatan yang dimiliki bermodalkan keikhlasan, pengkhidmatan, dan militansi keislaman untuk meraih ridla dan karunia Allah SWT.
Kelima, kepada seluruh Pimpinan Persyarikatan, Ortom, Majelis, Lembaga, Amal Usaha, dan institusi yang berada dalam Muhammadiyah niscaya menegakkan paham agama sebagaimana yang dipedomani Muhammadiyah, ideologi, serta segala ketentuan dan kebijakan Persyarikatan sehingga menjadi gerakan yang solid, kuat, dan maju dalam satu barisan yang kokoh. Seraya menghindari dan mencegah hal-hal yang bertentangan dengan paham agama, ideologi, ketentuan, dan kebijakan Muhammadiyah.
Keenam, kepada segenap pihak hendaknya memperhatikan dan mendukung kaderisasi dan para kader Muhammadiyah sebagai generasi penerus yang unggul, berkhidmat, dan menjadi pelaku gerakan yang bermakna bagi kemajuan persyarikatan, umat, bangsa, dan kemanusiaan universal.
Ketujuh, kepada seluruh amal usaha Muhammadiyah agar berbenah dan memperbarui diri disertai melakukan inovasi-inovasi yang menghasilkan keunggulan.
Kedelapan, dalam menghadapi kehidupan keumatan dan kebangsaan yang sarat isu dan dinamika hendaknya selalu mengacu pada prinsip-prinsip Peryarikatan dan Kebijakan Pimpinan Pusat sebagainana telah menjadi keketentuan yang beelaku dalam organisasi Muhammadiyah.
Kesembilan, kepada warga, kader, dan pimpinan Muhammadiyah hendaknya menjaga spiritualitas dan akhlaq karimah dalam bersikap, berkata, dan bertindak lebih-lebih dengan media sosial yang semakin bebas agar tetap menjadi uswah hasanah mengikuti keteladanan Nabi Muhammad SAW.
“Semoga Muhammadiyah makin maju dan unggul serta memberi makana dalam membangun peradaban umat, bangsa, dan kemanusiaan universal yang rahmatan lil-‘alamin dalam naungan Rahman dan Rahim Allah SWT,” harap Haedar Nashir. (Ribas/PP Muh)