YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Dalam peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional yang digelar 10 Agustus lalu di Makassar, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta berhasil mengharumkan namanya dengan membawa dua penghargaan bergengsi yang diberikan oleh Menristekdikti. Pertama, yang menobatkan Jurnal Telecommunication Computing Electronics and Control (TELKOMNIKA) milik jurusan Teknik Elektro UAD sebagai jurnal Ilmiah terbaik se-Indonesia. Kedua, diberikannya penghargaan kepada dosen UAD Tole Sutikno dan Ali Tarmuji sebagai sebagai salah satu pengembang aplikasi Science and Technology Index (SINTA). Hal ini menegaskan komitmen UAD dalam pengembangan IPTEK di lingkungan perguruan tinggi dan Indonesia.
Jurnal TELKOMNIKA yang terbit pertama kali pada tahun 2003 dan terakreditasi A dan terindeks Scopus pada tahun 2013 sebut Tole Sutikno yang hadir dalam Konferensi Pers di UAD Kamis (31/8) sendiri tergolong cepat mendapatkan status jurnal terbaik. “Jurnal Telkomnika berhasil melakukan lompatan,” katanya.
Jurnal TELKOMNIKA berhasil dinobatkan sebagai Jurnal Ilmiah terbaik melampaui Perguruan Tinggi lainnya menurut Tole karena 3 variable Scopus yaitu pertama, berdasarkan Scientific Journal Ranking (SJR), Source Normalized Impact per Paper (SNIP) dan set score dalam faktor seberapa besarnya jurnal TELKOMNIKA mam[u memberikan pengaruh di bidang pengembangan ilmu pengetahuan.
“Jurnal Telkomnika menang secara mutlak pada ketiga variable itu. Ditambah juga dengan pengaruh sitasi atau kutipan yang tinggi,” tambahnya.
Jurnal yang telah meraih predikat internasional ini pun sangat menjaga agar kualitasnya dapat terus dipertahankan. Tole menjelaskan bahwa agar mampu diterima internasional, sebuah jurnal kurang lebih harus melakukan sejumlah hal. Salah satunya memiliki pendekatan pengelolaan go internasional yaitu dengan malihat sebaran penulis yang berasal dari berbagai negara dan benua. Selain itu, sebuah jural bereputasi juga memiliki editorial board yang berasal dai 3 benua. Hingga saat ini, penulis jurnal TELKOMNIKA di antaranya berasal dari Inggris, Irlandia, Italia, Jerman, Aljazair, Mesir, Arab Saudi, Sudan, Pakistan, Bangladesh, Myanmar, dan Meksiko.
“Selain diversitas negara asal penulis, juga banyaknya sitasi atau rujukan yang dilakukan oleh kelas akademik tinggi,” imbuhnya.
Sedangkan Aplikasi Sinta yang dikembangkannya bersama anggota tim lainnya yang berasal dari pergurua tinggi yang berbeda juga LIPI, merupakan aplikasi pengukuran kinerja IPTEK yang meliputi kinerja penulis, peneliti, jurnal ilmiah, dan instituisi IPTEK. Muchlas, MT Wakil Rektor I UAD sekaligus pembina Jurnal TELKOMNIKA mengatakan bahwa keberadaan aplikasi Sinta ini mempu meningkatkan martabat anak bangsa karena dari aplikasi ini, akan terhimpun salah satunya data otentik dari para akademisi atau dosen yang memiliki karya yang bereputasi internasional. Selain juga dapat mendorong kultur publikasi ilmiah bagi akademisi ataupun peneliti.
“Aplikasi Sinta akan mengindeks prestasi dan capaian anak-anak bangsa. Faktor dispora yang tinggi ke berbagai negara membuat seringnya karya-karya anak bangsa banyak diakui di luar namun tidak di negara asalnya sendiri. Diharapkan dengan keberadaan aplikasi Sinta ini, prestasi dan karya anak bangsa bisa segera teridentifikasi,” tukas Muchlas. (Th)