MAKASSAR, Suara Muhammadiyah- Dua mahasiswa asing asal China dan Hungaria mengikuti program Darmasiswa Scholarsip di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar tahun akademik 2017/2018. Kedua mahasiswa asing tersebut nantinya akan berada di Unismuh Makassar selama satu tahun untuk belajar bahasa Indonesia.
Program Darmasiswa tersebut merupakan hasil kerjasama antara Kantor Urusan Internasional (KUI) Unismuh Makassar bersama Biro Perencanaan Kerjasama Luar Negeri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Dalam hal ini, Unismuh Makassar menjadi satu-satunya kampus di Sulawesi Selatan (Sulsel) yang dipercaya sebagai penyelenggara program Darmasiswa di semua universitas di wilayah Sulsel.
Staff KUI Unismuh Makassar, Muhammad Zia Ulhaq menuturkan bahwa di Unismuh sendiri program ini telah berjalan selama 12 tahun. Menurutnya, program beasiswa diperuntukkan untuk mahasiswa asing yang ingin belajar bahasa Indonesia serta budaya Indonesia. Adapun untuk acara pembukaan program Darmasiswa tersebut digelar langsung di salah satu hotel berbintang di Jakarta yang dihadiri oleh Menteri Pendidikan, Kepala BPKLN, 600 lebih mahasiswa asing serta 53 perwakilan Universitas penyelenggara program Darmasiswa.
“Kami satu-satunya penyelenggara di sulsel, ini merupakan motivasi bagi kami tersendiri untuk terus berbenah dan mempertahankan program bergengsi ini,” ujarnya.
Lebih lanjut Zia menjelaskan bahwa hingga kini jumlah mahasiswa asing yang belajar di Unismuh berjumlah ratusan alumni. Tak hanya itu, Unismuh juga menerapkan sistem metode pembelajaran yang baru di mana mahasiswa asing akan belajar selama 6 bulan dalam kelas dan 6 bulan selanjutnya akan melakukan outingclass atau mahasiswa akan melakukan magang ditempat-tempat tertentu.
Sia menambahkan, di tahun ini mahasiswa program darmasiswa yang belajar di Unismuh Makassar tidak hanya fokus untuk pembelajaran Bahasa Indonesia saja, tapi juga akan melibatkan mahasiswa asing ini ke lembaga-lembaga mahasiswa yang ada di Unismuh sesuai bakat dan minat mereka.
“Belajar dari pengalaman sebelumnya mahasiswa kami 3 bulan saja belajar mahasiswa sudah bisa berbahasa Indonesia, jadi kedepannya kita akan menggunakan metode yang berbeda dan lebih berkualitas,” tandasnya (Andi/ Yusri).