JAKARTA, Suara Muhammadiyah-Serikat Perusahaan Pers (SPS) Pusat memberikan penghargaan kepada Majalah Suara Muhammadiyah (SM) sebagai “Salah Satu Majalah Tertua di Indonesia.” Penyerahan piagam penghargaan oleh Direktur Eksekutif SPS Pusat Asmono Wikan kepada Pemimpin Perusahaan Suara Muhammadiyah Deni Asy’ari di kantor SPS Pusat, Senin (11/9).
Anugrah SPS Pusat diberikan kepada institusi perusahaan pers yang dinilai memiliki catatan prestasi dalam pengelolaan manajemen perusahaan pers. Setelah melewati proses verifikasi administratif dan faktual, SM dinilai berhak atas penghargaan SPS Pusat. Apalagi, catatan sejarah penerbitan SM dinilai memiliki keunggulan dibanding perusahaan-perusahaan pers lain karena telah melewati usia lebih dari 1 abad. Atas dasar inilah, kata Asmono Wikan, SPS Pusat memberikan apresiasi atas capaian Majalah Suara Muhammadiyah yang tetap eksis terbit selama lebih dari 1 abad.
“Saya ucapkan selamat kepada Majalah Suara Muhammadiyah yang sudah mencapai usia yang sangat matang, 102 tahun. Tentu ini bukanlah hal yang mudah. Jarang sekali di dunia ini ada sebuah media massa milik umat, khususnya warga Muhammadiyah, yang secara rutin menerbitkan pemberitaan, melalui konten yang mencerahkan, inspiratif, solutif, dan konstruktif serta memberikan kedalaman makna bagi para pembacanya,” tutur Asmono Wikan.
Menurutnya, Majalah SM harus menjadikan capaian usia yang matang sebagai basis untuk terus mengembangkan kualitas dan profesionalitas. “Saya berharap kepada tim di Suara Muhammadiyah untuk meningkatkan profesionalisme, melalui berbagai macam cara, baik dari sisi editorial maupun non editorial. Karena hanya dengan begitulah, profesionalisme sebuah perusahaan pers bisa ditunjukkan kepada masyarakat,” ujar Asmono.
Terus berbenah meningkatkan kualitas dianggap sebagai penyikapan terbaik dalam mensyukuri usia dan prestasi selama ini. “Pada ujungnya, akan menciptakan kredibilitas dari perusahaan pers Suara Muhammadiyah. Kalau kredibel, punya trust di mata publik dan pembaca, insyaAllah akan memberikan insibility perusahaan itu di masa depan,” harapnya.
Asmono berharap Majalah SM bisa menjadi contoh dan mendorong perusahaan media lainnya, terutama dalam menjaga konsistensi di tengah arus globalisasi yang menggerus eksistensi media cetak. “Selamat dan sukses atas pencapaian ini. Semoga menginspirasi media yang lain untuk terus fight di era yang terus berubah dan tidak tentu perubahannya,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Deni Asy’ari menyampaikan bahwa kekuatan manajemen perusahaan SM terletak pada ghirah dan soliditas para pimpinan dan karyawan yang tidak hanya bekerja secara profesional, tetapi mereka bekerja dilandasi pada keyakinan bahwa hasil kerja yang maksimal akan membuahkan amal jariyah yang akan dinikmati kelak di akhirat.
“Inilah saya kira kekuatan manajemen perusahaan SM yang mungkin tidak dimiliki oleh perusahaan-perusahaan pers profesional lainnya,” tegas Deni Asy’ari.
SPS Pusat juga mengundang Majalah SM untuk penyampaian hasil verifikasi administrasi dan faktual oleh Dewan Pers. “SPS Pusat mengundang Majalah SM dalam acara Silaturrahim Pers Nasional di Surabaya sekaligus penyampaian hasil verifikasi Dewan Pers,” kata Deni Asy’ari.
Tahun lalu (2016), Majalah SM mendapat anugrah dari Musium Rekor Indonesia (MURI) sebagai “Majalah Islam Yang Terbit Berkesinambungan Terlama.” Majalah yang dirintis oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1915 ini terbit pertama kali di Yogyakarta menggunakan bahasa Jawa. Kali ini, SPS Pusat sebagai organisasi perusahaan pers di Indonesia memberikan penghargaan atas capaian prestasi jajaran manajemen perusahaan SM yang mampu bertahan menerbitkan majalah cetak hingga memasuki usia 1 abad lebih. (Red)