KLATEN. Suara Muhammadiyah- Dalam Tabligh Akbar di Masjid al-Aqsa Klaten yang digelar oleh PDM Klaten, Sabtu (23/9) Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak jamaah untuk merenungi makna peristiwa Hijrah. Ia menyampaikan bahwa dalam memaknai peristiwa Hijrah nabi Muhammad saw tidak bisa hanya diartikan sebagai perpindahan fisik saja.
“Namun juga mengandung ruhul jihad dan ruhul dakwah,” katanya.
Seperti halnya peristiwa Hijrah yang juga dimaknai sebagai perubahan, hidup sendiri menurut Haedar adalah proses perubahan yang tidak sederhana. “Selain karena berkat dan karunia Allah yang mampu menciptakan perubahan dalam hidup manusia, namun perubahan tersebut juga bergantung kepada niat dan itikad yang terkandung dalam diri manusia,” lanjut Haedar.
Haedar pun mengajak jamaah yang hadir untuk senantiasa meningkatkan kesyukuran dengan mengingat betapa besarnya nikmat yang diberikan oleh Allah. Berbagai kekurangan dan kesulitan yang ada di dalam kehidupan menjadi pelajaran bagi umat Islam untuk melihat betapa Rasulullah yang telah dijamin kemaksumannya pun menghadapi kesulitan serta cobaan yang luar biasa beratnya.
“Kita sering sekali merasa bahwa apa yang kita miliki secara fisik ini kurang. Yang tua membandingkan dengan yang muda. Akhirnya kita tidak pernah mencintai diri sendiri. Kita akan mampu menyadari perjalanan hidup kita ketika membandingkannya dengan perjuangan Rasulullah,” imbuhnya
Termasuk mensyukuri bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah Muslim terbanyak di dunia. Jumlah tersebut nilai Haedar bisa dimaknai sebagai peluang dan juga problem. Yang menjadi problem di antaranya adalah pertama, bahwa belum seluruhnya dari ratusan juta penduduk Muslim di Indonesia menjalani apa yang disebut dengan Rukun Islam.
“Kedua, umat Islam masih lemah secara ekonomi. Ketiga, umat Islam masih lemah dalam hal ukhuwah. Inilah yang harus kita perbaiki,” tukas Haedar.
Haedar mengharapkan momentum bulan Muharram ini mampu menjadi kekuatan pemersatu umat dan tidak kalah dengan godaan ukhuwah yang tidak lain adalah hawa nafsu ketika terjadinya perbedaan. Di samping, peristiwa Hijrah yang menurutnya perlu disikapi sebagai upaya takhrij atau lompatan yang lebih maju.
“Takhrij dalam hal takwiyul aqidah, tahsinul ibadah, takrimul akhlak, tanwirul afkar,” tandas Haedar.
Selain memberikan tausiyah dalam tabligh akbar tersebut, Haedar juga menandatangani sejumlah prasasti amal usaha yang dimiliki PDM Klaten. Salah satunya Suara Muhammadiyah Corner yang telah dilaunching dan diresmikan di pagi harinya oleh Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini. (Th)