KLATEN, Suara Muhammadiyah–Ketua Umum PP Aisyiyah Dra. Hj. Siti Noordjannah Djohantini, MM, MSi, mengapresiasi kehadiran Suara Muhammadiyah (SM) Corner di Klaten. Konsep SM Corner yang memadukan antara visi bisnis dengan keilmuan diharapkan bisa menjadi model pengembangan dan konsolidasi ekonomi Persyarikatan Muhammadiyah. Demikian seperti yang disampaikan Ketua Umum PPA dalam sambutan Grand Opening Suara Muhammadiyah Corner di Klaten, Sabtu (23/9).
SM Corner Klaten terbentuk atas kerjasama PT Syarikat Cahaya Media (PT SCM) dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Klaten didukung beberapa unsur meliputi Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan, LazisMu, dan Jaringan Saudagar Muhammadiyah. Grand Opening SM Corner Klaten dihadiri seluruh pimpinan, kader, dan warga Muhammadiyah dan Aisyiyah sekabupaten Klaten, Jawa Tengah.
“Saya mengapresiasi SM yang telah membuka SM Corner di Klaten ini. Untuk warga Muhammadiyah dan juga Aisyiyah yang mencari kebutuhan persyarikatan cukup lewat SM Corner ini. Pesan seragam Kokam juga langsung ke SM Corner,” kata Noordjannah Djohantini. “Apresiasi juga saya sampaikan kepada para guru TK Aisyiyah di Klaten. Mereka adalah para pejuang tanpa pamrih. Kita sering memasrahkan anak-anak kepada para guru secara berlebihan. Padahal, beban dan tanggung jawab mereka sangat besar dan berat.”
Dalam sambutannya, Ketua Umum PPA menyambut baik konsep pengembangan bisnis yang selama ini dilakukan oleh SM. Konsep yang diusung Direktur PT SCM Deni Asyari mendapat dukungan langsung dari Ketua Umum PPA. Bahkan ia menegaskan, SM Corner tidak hanya harus didukung oleh pimpinan dan warga Muhammadiyah di Klaten, tetapi pimpinan dan warga Aisyiyah di Klaten juga harus mendukung program SM Corner ini.
“SM di bawah kepemimpinan mas Deni telah meluaskan visi bisnisnya. Konsep yang padu antara visi keilmuan dan ekonomi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Noordjannah Djohantini menyampaikan aspek historis terbitnya majalah Suara Muhammadiyah. Katanya, SM adalah sebuah majalah yang dalam sejarahnya sebagai majalah tertua yang terbit pertama kali tahun 1915. Terbitnya SM adalah cara untuk mensyiarkan Muhammadiyah dengan paham Islam yang Berkemajuan lewat majalah. Selain majalah SM ada juga majalah Suara Aisyiyah. “Walaupun ini acaranya SM, saya merasa perlu menyampaikan Suara Aisyiyah juga,” kata Noordjannah Djohantini.
Menurut Ketua Umum PPA ini, SM Corner dapat menjadi tradisi yang menghubungkan kembali antara visi keilmuan, bisnis, dan syiar Persyaratan Muhamamdiyah. Adalah tantangan bagi persyarikatan Muhammadiyah untuk menjadikan gerakan ekonomi sebagai pilar keempat. Kehadiran Majelis Ekonomi harus menjadi panglima di daratan untuk memperkuat persyarikatan agar mandiri. Nah, konsep yang ditawarkan SM melalui program nyata SM Corner yang memadukan visi bisnis dengan keilmuan akan menjadi pola baru dalam program pemberdayaan ekonomi persyarikatan.
“Di sinilah nanti akan hadir ciri Muhammadiyah dan Aisyiyah yang berkemajuan. Kalau perlu nanti di SM Corner hadir produk teknologi informasi yang akan mendukung program Islam Berkemajuan ala Muhammadiyah,” pungkasnya. (red)