KLATEN, Suara Muhammadiyah–Ketua Umum PP Aisyiyah Dra. Hj. Siti Noordjannah Djohantini, MM, MSi, meresmikan Suara Muhammadiyah (SM) Corner dalam rangkaian acara Grand Opening Suara Muhammadiyah Corner di Klaten, Sabtu (23/9). Prosesi gunting pita yang dilakukan Ketua Umum PP Aisyiyah disaksikan langsung oleh seluruh unsur Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Pimpinan Daerah Aisyiyah di Klaten, pengurus Organisasi Otonom, dan pengelola Amal Usaha Muhammadiyah.
SM Corner Klaten terbentuk atas kerjasama PT Syarikat Cahaya Media (PT SCM) dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Klaten didukung beberapa unsur meliputi Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan, LazisMu, dan Jaringan Saudagar Muhammadiyah. Hadir dalam Grand Opening SM Corner Klaten H. Abdul Rodhli, S.Sos Ketua PDM Klaten, Drs. H. Marpuji Ali dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dra. Hj. Mahsunah Syakir dari Pimpinan Pusat Aisyiyah, Deni Asyari Direktur Utama PT SCM, dan sejumlah tamu undangan.
Ketua PDM Klaten H Abdul Rodhli, S.Sos dalam sambutannya menyampaikan bahwa kehadiran SM Corner dalam rangka konsolidasi ekonomi persyarikatan. Terutama agar warga Muhammadiyah di Klaten turut mendukung gerakan ekonomi lewat pengadaan buku-buku yang diterbitkan oleh penerbit-penerbit lokal agar dapat didistribusikan lewat SM Corner. Begitu juga pengadaan buku-buku terbitan resmi Muhammadiyah dan segenap kebutuhan warga persyarikatan dapat dikelola secara profit lewat SM Corner.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PT SCM Deni Asyari menyampaikan bahwa kehadiran SM Corner sebagai wujud nyata dari implementasi kebijakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, terutama merujuk pada hasil Muktamar di Makassar tentang konsolidasi ekonomi persyarikatan. “SM sebagai media resmi persyarikatan kini telah dikelola dengan sistem profit dan profesional. Dalam meluaskan jaringan bisnisnya, SM membentuk gerai atau outlet yang secara resmi disebut SM Corner di berbagai propinsi dan kabupaten di seluruh Indonesia,” paparnya.
Lebih lanjut Deni menyampaikan, di tengah tantangan bisnis yang semakin ketat ketika banyak supermarket maupun mall yang tutup akibat perubahan pola pikir dan kebiasaan di era millennial, kehadiran SM Corner perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak di Muhammadiyah. Apalagi, kehadiran SM Corner sebagai salah satu bentuk tafsiran yang sudah diwujudkan dari program PPM hasil Muktamar di Makassar tentang konsolidasi ekonomi persyarikatan. “Sekali lagi, dukungan seluruh elemen dari Persyarikatan Muhammadiyah sangat menentukan bagi keberlangsungan SM Corner,” tegas Deni.
Sedangkan Noordjannah Djohantini dalam sambutannya menyampaikan bahwa konsep SM Corner yang memadupadankan antara visi bisnis dengan keilmuan diharapkan bisa menjadi model pengembangan dan konsolidasi ekonomi Persyarikatan Muhammadiyah. “SM di bawah kepemimpinan mas Deni telah meluaskan visi bisnisnya. Konsep yang padu antara visi keilmuan dan ekonomi,” ungkapnya.
Menurut Ketua Umum PPA ini, SM Corner dapat menjadi tradisi yang menghubungkan kembali antara visi keilmuan, bisnis, dan syiar Persyaratan Muhamamdiyah. Adalah tantangan bagi persyarikatan Muhammadiyah untuk menjadikan gerakan ekonomi sebagai pilar keempat. Kehadiran Majelis Ekonomi harus menjadi panglima di daratan untuk memperkuat persyarikatan agar mandiri. Konsep yang ditawarkan SM melalui program nyata SM Corner yang memadukan visi bisnis dengan keilmuan akan menjadi pola baru dalam program pemberdayaan ekonomi persyarikatan.
Sejalan dengan Ketua Umum PPA, Marpuji Ali dalam sambutannya berharap agar kehadiran SM Corner dapat dimaknai sebagai salah satu bentuk jihad dalam bidang ekonomi. Konsolidasi ekonomi persyarikatan sudah dirasa sangat mendesak, tetapi dibutuhkan ketulusan dan keikhlasan dari warga Muhammadiyah untuk menggerakkan roda ekonomi menggunakan wadah resmi persyarikatan. “Kalau warga Muhammadiyah masih berbisnis secara individu, jihad ekonomi akan terasa sulit,” pungkasnya. (Red)