Haedar Nashir Apresiasi Gerakan Tutup Bumi di NTT

Haedar Nashir Apresiasi Gerakan Tutup Bumi di NTT

TIMOR TENGAH SELATAN, Suara Muhammadiyah- Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Majelis Pemberdayaan Masyarakat melakukan sebuah program strategis di provinsi Nusa Tenggara Timur. Di daerah penghasil kayu cendana itu, Muhammadiyah melakukan program jangka menengah terkait optimalisasi lahan di Pulau Timor, yang diberi nama Gerakan Tutup Bumi. Program ini diresmikan ketua umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, pada Senin, 6 November 2017.

Menurut Haedar, program ini merupakan bukti nyata Muhammadiyah dalam memberikan peran dari aspek sosial kemasyarakatan. Haedar juga menegaskan bahwa meski umat Muslim di NTT merupakan minoritas, namun hal itu tidak menghalangi untuk memberikan sumbangsih bagi bangsa Indonesia. “Ini merupakan spirit kebersamaan,” ujarnya usai menghadiri seremonial Gerakan Tutup Bumi dan Peresmian SD Muhmmadiyah Tliu, di Desa Tliu, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Haedar mengingatkan supaya keragaman dan perbedaan agama, suku dan kemajemukan lainnya tidak menghalangi segenap elemen bangsa untuk berkonstribusi membangun dan memajukan bangsa. Muhammadiyah melalui program ini ingin dapat berbagi kepada masyarakat NTT melalui kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengolahan sumber daya alam, agar dapat berperan dalam membangun masa depan NTT.

Gerakan Tutup Bum ini penting dilakukan di tengah situasi perubahan iklim dunia. “Penanaman pohon yang dilakukan dalam Gerakan Tutup Bumi ini, memiliki fungsi konservasi. Hal itu sekaligus dapat bermanfaat untuk penyediaan sumber daya air bagi masyarakat,” kata Haedar.

Selama ini, sumber mata air terdekat dan termudah untuk dijangkau di daerah ini adalah sisa air di sungai yang sudah nyaris kering, berjarak sekitar lima kilometer. Karena hampir tak ada air, sungai ini sekilas lebih mirip jalan berbatu kerikil. Kondisi miris ini butuh solusi jangka pendek dan panjang. Oleh karena itu, Muhammadiyah melibatkan diri.

Ketua MPM PP Muhammadiyah M Nurul Yamin mengatakan, program tersebut dilakukan di Desa Tliu, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi NTT. Gerakan Tutup Bumi merupakan kegiatan penghijauan atau reboisasi di Kupang, NTT. Gerakan itu dipilih menjadi strategi jangka menengah dalam menyelesaikan persoalan kekeringan, mengingat salah satu penyebab minimnya air tanah adalah karena tak banyak vegetasi di kawasan itu.

“Program reboisasi tersebut dilakukan dengan menanam beberapa jenis tanaman seperti pohon trembesi, pohon beringin, mahoni dan pohon mangga. Tanaman itu dipilih karena dinilai optimal dalam menyediakan air tanah yang tidak terlalu dalam,” kata Yamin.

Supaya program pemberdayaan masyarakat di NTT lebih masif, MPM PP Muhammadiyah tak hanya mengembangkan program pemberdayaan yang meliputi gerakan tutup bumi dengan menanam pohon. Namun, juga dengan pengeboran sumur, pembuatan penampungan air hujan, pertanian lahan kering serta memberi pendidikan melalui pendirian sekolah dasar (SD), yang diberi nama SD Muhmmadiyah Tliu. (Ribas/rol)

Exit mobile version