MAKASSAR, Suara Muhammadiyah-Komitmen kuat Universitas Muhammadiyah Makassar untuk terus mendorong kemajuan persyarikatan, khususnya di kawasan Indonesia Timur, dilakukan dengan berbagai langkah-langkah konkrit. Salah satunya komitmen mereka untuk menjaga media resmi persyarikatan Suara Muhammadiyah dengan membuka Gerai Suara Muhammadiyah (SM Corner) di lingkungan kampus, Senin (20/11/17), yang diresmikan langsung oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir.
Langkah itu mendapatkan apresiasi baik dari Haedar. Menurutnya, lahirnya Gerai SM makin menunjukkan Unmuh Makassar sebagai kampus yang besar. “Kampus yang memiliki komitmen besar terhadap kelangsungan persyarikatan Muhammadiyah, khususnya di kawasan (Indonesia) Timur,” pujinya atas langkah yang ditempuh pihak Umnuh Makassar tersebut.
Andi Sukri Syamsuri Ketua Penyelenggara Gerai SM Unmuh Makassar pun menegaskan, hadirnya Gerai SM di lingkungan kampusnya bukan semata karena persoalan bisnis atau penguatan di bidang ekonomi, melainkan lebih dikarenakan bentuk komitmen universitas tersebut terhadap Muhammadiyah dan pimpinan persyarikatan. “Gerai SM bentuk komitmen dan kepedulian kami terhadap persyarikatan Muhammadiyah,” tegas Wakil Rektor 2 Unmuh Makassar tersebut.
Melalui Gerai SM, Andi melanjutkan, pihak kampus tidak hanya memudahkan warga Muhammadiyah yang ada di sana guna memenuhi kebutuhan akan atribut persyarikatan, lebih penting dari itu adalah memasifkan peran kampus sebagai penyambung lidah dan penyebar informasi dari pusat ke daerah (kawasan Indonesia Timur). “Kamilah penyambung lidah, corong informasi, dari media resmi persyarikatan Suara Muhammadiyah di Indonesia Timur,” harapnya.
Selain membuka Gerai SM, bentuk komitmen lain Unmuh Makassar terhadap persyarikatan ditempuh dengan menambah langganan jumlah oplah majalah Suara Muhammadiyah sebanyak 563 eksemplar. Menurut Rektor Unmuh Makassar Abdul Rahman Rahim, langkah tersebut dilakukan guna penguatan ideologi Muhammadiyah di sana. “Majalah itu tidak hanya dibagikan ke semua dosen dan karyawan Unmuh Makassar, tapi juga dibagikan kepada pimpinan Muhammadiyah di sana,” terang Rektor.
“Memang harus ada usaha yang serius dari pimpinan, apakah itu amal usaha atau persyarikatan, untuk menjadikan Suara Muhammadiyah sebagai bacaan wajib. Misal sebagaimana kami di sini mengawalinya dengan sedikit memaksa pimpinan, karyawan, dan dosen. Tapi saya yakin lama-kelamaan mereka akan merasa butuh dan akhirnya akan mencintai dan merasa memiliki Suara Muhammadiyah,” cerita Abdul Rahman saat ditemui Suara Muhammadiyah.
Sejauh ini, dengan jumlah langganan sebanyak itu, menjadikan Unmuh Makassar sebagai perguruan tinggi Muhammadiyah dengan jumlah langganan Suara Muhammadiyah terbanyak. (gsh).