KUALA LUMPUR, Suara Muhammadiyah- Program umroh perdana PT Relasi Laksana Wisata (PT Relasi), memberangkatkan Personel Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yaitu Prof Dr Yuhanar Ilyas dan Prof Dr Dadang Kahmad. Kedua Pimpinan Pusat tersebut, diamanahkan sebagai pimpinan jamaah selama melaksanakan ibadah umroh di Madinah maupun di Makkah.
Selain kedua Pimpinan tersebut, PT Relasi juga memberangkatkan Direktur Suara Muhammadiyah Deni Asyari dan beberapa orang Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, diantaranya, Najib Hamid dan Tamyis.
Menurut Indra, selaku penanggung jawab PT Relasi, kehadiran kedua Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini, diminta untuk memimpin Jamaah selama melaksanakan ibadah Umroh, karena kedua sosok tersebut, maqom nya sudah melebihi untuk memimpin jamaah.
“Keberangkatan perdana ini, memang kita khususkan kepada beliau yang memimpin. Namun secara reguler, kami bermaksud mengajak pimpinan Muhammadiyah yang lainnya, ikut secara bersama,” tutur Indra.
Keberangkatan umroh perdana PT Relasi ini diikuti sekitar 59 jamaah dan menggunakan kelas bisnis dengan rute Indonesia – Malaysia – Madinah dan Makkah, dengan total waktu 14 hari.
Selama menjalankan ibadah di tanah suci, selain menjalankan ibadah umroh dan ziarah (city tour), kegiatan jamaah diisi dengan program pengajian, yang diisi secara bergantian oleh Prof Yunahar Ilyas dan Prof Dadang Kahmad. Tidak lupa pula, di sela-sela keberadaan di tanah suci, dimanfaatkan untuk beberapa kali pengajian dan pertemuan dengan Mahasiswa PCIM Madinah.
PT Relasi Laksana Wisata sendiri, adalah biro perjalanan umroh dan haji, yang dikelola secara penuh oleh Muhammadiyah. “Jadi biro ini 100% sahamnya adalah milik persyarikatan, jadi secara profit tentu juga akan menjadi keuntungan persyarikatan,” tutur Indra.
Lebih lanjut, Indra menjelaskan, insyaAllah ke depan perusahaan ini akan dikelola berbasiskan jejaring melalui warga Muhammadiyah. Jadi, dengan keberadaan biro umroh PT Relasi ini, tidak perlu dikhawatirkan oleh biro Umroh Muhammadiyah yang lainnya. “InsyaAllah tidak akan berebut pangsa pasar (jamaah) biro Umroh Muhammadiyah,” lanjutnya.
Sementara itu, Deni Asyari, berharap biro ini, dapat disempurnakan dan di-backup secara bersama-sama. Karena dengan adanya biro ini dapat disinergiskan dengan biro-biro umroh yang sudah ada. “Kadangkala kita selalu khawatir dengan munculnya biro-biro umroh di lingkungan Muhammadiyah, tapi kita tidak pernah khawatir biro non Muhammadiyah masuk ke lingkungan Muhammadiyah, dan bahkan sebagian besar pangsa pasar biro umroh luar itu adalah Muhammadiyah. Semestinya dengan banyak biro Muhammadiyah, justru juga dapat memperkecil kemungkinan biro non Muhammadiyah masuk ke lingkungan Muhammadiyah,” tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan bahwa dirinya beberapa kali melihat jamaah Muhammadiyah yang berangkat ke tanah suci, sebagian besar tidak menggunakan biro umroh Muhammadiyah, tapi biro yang lain.
Karena kadang kala, dalam penentuan keikutsertaan dalam progran umroh, jamaah memiliki alasan yang bervariasi. Ada yang terkait biaya, rute, waktu, service dan lain sebagainya. Jadi menurut Deni, biro-biro Umroh di lingkungan Muhammadiyah diharapkan bisa menyediakan pilihan-pilihan itu. Sehingga warga akan kembali ke biro di lingkungan Muhammadiyah.
Senada dengan itu, Prof Yunahar Ilyas memberikan apresiasinya terhadap biro umroh tersebut, terlebih fasilitas yang disediakan sangat variatif. “Ini bagus untuk diprioritaskan dan dikelola secara sungguh bagi warga Muhammadiyah ke depan,” ungkap Prof Yunahar Ilyas.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Prof Dadang Kahmad. Menurutnya, fasilitas yang disiapkan bironya sudah baik dan perlu dikembangkan. “Saya baru pertama dapat fasilitas umroh seperti ini. Menurut saya ini bagus sekali untuk diteruskan dan dibuka di setiap daerah. InsyaAllah untuk periode selanjutnya saya siap untuk mencari jamaah sebanyak-banyaknya,” ungkap beliau disela-sela waktu perjalanan ke Madinah. Begitu pula dalam pandangan Buya Yunahar Ilyas, ketika dirinya membandingkan dengan biro umroh lainnya. (red)