JAKARTA, Suara Muhammadiyah-Memperingati Peringatan Hari Ibu (PHI) yang ke 89 tahun 2017 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemenpppa) Republik Indonesia mengundang Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah untuk berpartisipasi dalam Simposium Nasional bertema “Peran Ibu dan Ulama Perempuan sebagai Pencipta dan Penggerak Perdamaian dalam Keluarga dan Masyarakat”.
Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini mengatakan bahwa Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Islam memiliki perspektif keagamaan berupa pandangan Islam tentang kemuliaan hidup umat manusia, termasuk perempuan dan anak, yang harus dilindungi sebagaimana Allah SWT memberikan perlindungan, seraya menolak segala bentuk kekerasan terhadap makhluk Tuhan yang dijujunjung tinggi martabatnya itu.
“Aisyiyah secara nyata bekerja untuk melawan kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan membuat berbagai panduan perlindungan perempuan dan anak serta mengembangkan model praksis perlindungan terhadap perempuan dan anak,” ujar Noor saat menyampaikan materi tentang Peran Ormas Keagamaan dalam Melawan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak dari Perspektif dan Pengalaman ‘Aisyiyah, Senin (4/12).
Sedangkan Menteri PPPA, Yohana Yembise dan Ibu Negara Republik Islam Afganistan, Y. M. Rula Ghani sendiri mengajak agar kaum perempuan dapat berperan dalam pembentukan karakter dan menumbuhkan rasa cinta perdamaian di keluarga dan masyarakat. Yohana pun menyinggung peran ulama perempuan dalam mendorong proses perdamaian dalam penyelesaian konflik, terutama untuk mengatasi perbedaan dan memperkuat persatuan. Bagi Yohana, ulama memiliki peranan yang penting dalam mengajarkan kerukunan antarumat beragama dan menciptakan deradikalisasi untuk mencegah aksi terorisme.
Simposium Nasional yang digelar di Hotel Sangrila, Jakarta ini turut dihadiri menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise, menteri Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin dan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi serta Ibu Negara Republik Islam Afganistan, Y. M. Rula Ghani Afganistan, Yenny Wahid, GKR Hemas dan tokoh perempuan lainnya. (Suri/Th)