YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah–Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, hadir dalam acara Resepsi Milad 99 Tahun Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (11/12). Dalam kesempatan itu, Haedar memberikan wejangan dan memotivasi para santri yang disebutnya sebagai penerus pembaharuan dan pemikiran di Muhammadiyah.
“Kalian adalah Dahlan-Dahlan muda!” ujar Haedar dalam suatu bagian. Menurutnya, para santri sekolah kader Muhammadiyah ini memiliki tanggung jawab moral untuk melanjutkan perjuangan Kiai Haji Ahmad Dahlan. Oleh karena itu, meneladani sosok Kiai Dahlan dalam pemikiran dan tindakan merupakan sebuah keharusan.
Haedar mengatakan, tantangan perkembangan generasi milenial atau yang saat ini populer dengan sebutan “Kids Zaman Now” sangatlah beragam, dinamis dan penuh tantangan. “Saat ini kita telah memasuki fase kehidupan post modern, bukan lagi modern. Dengan itu, maka kita akan mengenal beragam pemikiran yang luar biasa,” tuturnya.
Para siswa Mu’allimin, kata Haedar, jangan terjebak hanya pada satu alam pemikiran yang kaku dan kolot. Apalagi mengabsolutkan pemikiran masa lampau yang jauh dari alam pikiran Muhammadiyah yang berkemajuan dan berorientasi pembaharuan. “Dengan memahami beragam pemikiran, maka anda akan menjadi kader yang berwawasan luas, dengan itu kader Mu’allimin akan menjadi ulil albab yang mampu memilih pemikiran dengan spektrum yang luas,” katanya.
Haedar berpesan agar generasi saat ini tidak menjadi generasi yang gagap teknologi dan perubahan zaman. “Generasi saat ini harus menguasai IPTEK, tetapi perlu diingat IPTEK hanyalah instrument. Dengan otak yang besar, dan hati yang jernih, Anda harus menguasai dan memanfaatkan IPTEK untuk kemaslahatan hidup umat,” ungkapnya. Sehingga tidak menjadi manusia yang dikendalikan oleh teknologi dan kehilangan nilai-nilai.
Di milad ke-99, Haedar berharap Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta tetap menjadi pusat pendidikan Muhammadiyah yang unggul dan berkemajuan, baik secara akademik maupun dalam hal sistem penyelenggaraan pendidikan. “Mu’allimin harus mereformasi diri ke arah yang lebih baik di usianya yang hampir 1 abad ini,” jelas Haedar. (Ribas/adm/foto:humas)