PALEMBANG, Suara Muhammadiyah-Walaupun hari ini, muslim tercatat sebagai umat mayoritas di tanah air, dengan jumlahnya 88,22%, namun kita sesungguhnya masih kelompok yang minoritas. Hal itu jika diukur secara kualitas.
Demikian outokritik Ketua Umum PP Muhammadiyah, Dr Haedar Nashir saat memberikan pidato milad Muhammadiyah di Aula Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, Palembang, Sumatera Selatan (20/12).
“Kita (umat Islam), memang tercatat sebagai penduduk mayoritas dibandingkan umat yang lainnya. Namun itu baru sebatas kuantitas dan jumlah. Sebaliknya, secara kualitas, sesungguhnya, kita adalah umat yang minoritas”, ungkap Haedar.
Pandangan Haedar ini, sebagai evaluasi atas kondisi umat muslim mutakhir ini. Dimana segelintir orang, dan minoritas kelompok, bisa menguasai sumber-sumber ekonomi nasional, menguasasi kekuatan politik, media dan sebagainya. Dan mereka, sebagian besar bukanlah berasal dari kelompok umat mayoritas tadi.
“Coba kita lihat, siapa yang berkuasa atas ekonomi saat ini? Siapa yang berkuasa atas sosial politik hari ini? Dan siapa yang berkuasa atas teknologi dan media hari ini? Ternyata bukan berasal dari kita yang selama ini meneriakan kelompok mayoritas”, tambah Haedar.
Haedar juga mengingatkan, kondisi yang seperti ini, jangan dianggap sepele dan remeh. Sebab menurut Haedar, minoritas kualitas sering dijadikan maf’ul bih, atau obyek penderita. Mereka juga sering dan mudah menjadi sasaran untuk mobilisasi politik yang murah, bahkan saking murahnya, prinsip-prinsip keagamaan dan kebangsaan pun dikorbankan
Apalagi, menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah ini, dampak marginalisasi ekonomi ini, cenderung menyulut kebencian dan kemarahan kepada orang yang lebih berhasil, mudah marah, dan saling curiga, bahkan dengan sesama muslim sendiri.
Oleh karena itu, Haedar mengajak warga Muhammadiyah, untuk fokus dalam membangun pusat-pusat keunggulan. “Muhammadiyah lebih baik fokus pada pembangunan pusat-pusat keunggulan. Karena disinilah wajah Islam itu akan dirasakan. Sebagaimana Rasul 14 abad yang silam membangun pusat peradaban melalui madinah al munawarah”, tambahnya
Kalau Kiai Dahlan 100 tahun silam, tidaklah mengawali membangun embrio keunggulan umat ini, tentu kita tidak bisa membayangkan, bagaimana wajah umat Islam hari ini. Kepeloporan kiai Dahlan perlu diteruskan oleh segenap warga Muhammadiyah.
Maka Haedar, mengajak untuk selalu mengedepan cara berpikir positif dan langkah yang kongkrit dalam membangun peradaban ini, melalui pusat-pusat keunggulan.
Dalam kegiatan ini, hadir ketua PWM Sumsel, Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang, Dr. Abid Jazuli, Pimpinan Rumah sakit Muhammadiyah, Stikes Muhammadiyah dan seluruh warga Muhammadiyah dan Aisyiyah se Sumsel. (red)