YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah– Sejak tahun 2016 lalu, majalah Suara Muhammadiyah memperoleh berbagai penghargaan nasional. Di antaranya dinobatkan sebagai “Majalah Islam Yang Terbit Berkesinambungan Terlama” oleh Musium Rekor Dunia Indonesia (Rekor Muri) pada tahun 2016 dan dari Sarikat Perusahaan Pers (SPS) sebagai “Salah Satu Majalah Tertua Di Indonesia” pada tahun 2017. Tahun ini (2018) di usianya yang ke-103, Suara Muhammadiyah kembali memperoleh penghargaan dari Panitia Pusat Hari Pers Nasional (HPN) 2018 kategori “Kepeloporan sebagai Media Dakwah Perjuangan Kemerdekaan RI dalam Bahasa Indonesia”.
“Penghargaan ini sekaligus sebagai kado ulang tahun kami yang ke-103,” ucap Deni Asy’ari Pemimpin Perusahaan Suara Muhammadiyah, Jum’at (26/1/17). Menurutnya, penghargaan ini layak didapatkan Suara Muhammadiyah, sebab majalah dwi mingguan tersebut sudah menggunakan istilah “Indonesia” sejak tahun 1925. “Sebelum lahir sumpah pemuda pada 1928, Suara Muhammadiyah sudah lebih dahulu menggunakan kata ‘Indonesia’,” terang Deni
Memang, kata Isngadi Redaktur Eksekutif Suara Muhammadiyah, awal mulanya Suara Muhammadiyah dicetak dalam tulisan jawa, sebab saat itu hanya diperuntukan masyarkat Jogja dan dalam pulau Jawa saja. Namun, setelah Suara Muhammadiyah mulai meluas dan melebarkan sayapnya, majalah warisan KH Ahmad Dahlan ini beralih teks ke bahasa melayu dan akhirnya berbahasa Indonesia hingga hari ini.
Penghargaan itu, nantinya akan diberikan Panitia Pusat HPN 2018 kepada Suara Muhammadiyah pada perhelatan hari pers nasional di Padang, Sumatera Barat, 9 Februari mendatang. (gsh).