PADANG, Suara Muhammadiyah– Tepat pada puncak perayaan Hari Pers Nasional (HPN) 2018, Majalah Suara Muhammadiyah ditetapkan sebagai salah satu penerima Penghargaan sebagai Media Dakwah Pelopor Kemerdekaan RI dalam menggunakan bahasa Indonesia.
Penghargaan ini, langsung diserahkan oleh Menteri Komunikasi dan Informasi RI, Rudiantara kepada Deni Asyari selaku Direktur Suara Muhammadiyah di hadapan Presiden Jokowi dan pejabat negara serta ribuan insan pers, pada Jumat (09/02), di Padang, Sumatera Barat.
“Selamat kepada Suara Muhammadiyah, semoga SM selalu konsisten menjadi bagian yang mencerahkan kehidupan bangsa, dan sampaikan juga salam saya untuk seluruh keluarga besar majalah Suara Muhammadiyah”, tutur Menkominfo saat penyerahaan Tropi dan sertifikat penghargaan.
Selain majalah Suara Muhammadiyah, terdapat 6 media lainnya yang juga menerima penghargaan, dengan kategori yang berbeda-beda. Penghargaan ini menurut Deni, merupakan penghargaan yang ke-3, sebelumnya pada tahun 2017, majalah Suara Muhammadiyah memperoleh penghargaan dari Serikat Perusahaan Pers sebagai salah satu media tertua di Indonesia, dan tahun 2016, majalah Suara Muhammadiyah memperoleh penghargaan Rekor MURI sebagai Media Yang Terbit Berkesinambungan Terlama.
Penghargaan kali ini, merupakan penghargaan yang sangat berarti bagi Suara Muhammadiyah. Haedar Nashir, ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, saat dikonfirmasi, mengapresiasi atas penghargaan yang diperoleh Suara Muhammadiyah ini. “Memang penghargaan ini sangat layak diperoleh oleh Suara Muhammadiyah, menimbang peran kebangsaan Suara Muhammadiyah sejak awal kelahirannya hingga sekarang yang sudah terbukti dan teruji. Oleh karenanya, kami mengucapkan terimakasih atas pengakuannya ini”, tutur Haedar.
Sedangkan Ahmad Syafii Maarif, atau yang akrab dipanggil Buya Syafii, juga menyampaikan apresiasi atas penghargaan ini. Bagi pemimpin umum Suara Muhammadiyah, penghargaan ini, sebuah pengakuan otentik sebuah negata atas kehadiran majalah Suara Muhammadiyah sebagai media pelopor Kemerdekaan RI dalam menggunakan bahasa Indonesia. “Great, ini pengakuan yang otentik, atas kontribusi Suara Muhammadiyah”, ungkapnya.
Acara yang berlangsung di kota Padang, disebutkan oleh ketua panitia sebagai perayaan hari pers nasional terbesar dibandingkan tahun sebelumnya. Karena selain dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia, juga dihadiri oleh 14 menteri, 10 Kepala Daerah, dan 12 duta besar, serta ribuan insan pers.
Presiden Jokowi yang tampil setelah penyerahaan penghargaan tersebut, mengucapkan selamat, sekaligus juga mendorong agar pekerja media untuk selalu hadir sebagai penyambung aspirasi rakyat serta pengungkap kebenaran. Karena bagaimana pun, Media tetap menjadi penting di era sekarang ini yang disebut-sebut sebagai revolusi industri ke-4. “Fenomena ini yang lahirkan revolusi industri 4.0 yang berbasis kepada digitalisasi dan kemampuan analisis data,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi menaruh harapan besar pada media cetak di tengah fenomena banjir informasi. Di saat yang sama, keberadaan media sosial dan media daring juga mengakibatkan rawannya penyebaran berita bohong dan hoax. “Namun saya percaya di era lompatan kemajuan teknologi dan di era melimpahnya informasi dan miss-informasi, justru pers makin diperlukan,” katanya.
Dalam momen berharga ini, Suara Muhammadiyah mengajak beberapa manajemen Suara Muhammadiyah. Selain Deni Asyari direktur Suara Muhammadiyah, juga ikut bersama Isngadi Marwah Atmaja, Ana Fitriana, Imron Nasri, Lutfi Effendi, Imron Nasri, Sethari Rumatika, Wahyu Chusnul Muna dan Budi Puspa Wijaya. (red)