BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Tapak Suci Putera Muhammadiyah Cabang STIE Ahmad Dahlan (STIEAD) Jakarta berhasil menoreh prestasi dalam Kejuaraan Pencak Silat Pakubumi Cup IV digelar di Gor Padjajaran & Gor Trilomba Juang Bandung, Jawa Barat pekan lalu pada 2-4 Februari 2018. TSPM STIEAD menurunkan 7 atlet dan meraih sebanyak 7 medali, yaitu 3 emas dan 4 perak.
Perolehan medali emas kontingen STIEAD disumbangkan oleh Alvian Zanuardi (Juara Satu Dewasa Putra Kelas B), Satria (Juara Satu Dewasa Putra Kelas I), dan Irawati Sardi (Juara Satu Dewasa Putri Kelas C). Sementara medali perak diraih oleh Risky Ananda Pawah (Juara Dua Dewasa Putra Kelas A), Ifat Fatmawati (Juara Dua Dewasa Putri Kelas D), Azizah Salimah (Juara Dua Dewasa Putri Kelas E) dan Risma Asmarwati (Putri Juara 2 Kategori Seni).
Kejuaraan Pencak Silat Pakubumi Cup IV merupakan ajang bergengsi tingkat nasional yang diikuti sekitar 2.087 peserta dari berbagai usia mulai dari pelajar SD, SMP, SMA, dan Mahasiswa. Para peserta terbagi dalam 300 kontingen dari berbagai daerah di Indonesia mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku serta kontingen negara lain dari Asia dan Eropa.
Kejuaraan tersebut mengusung tema “Berprestasi Tanpa Batas Dengan Semangat Pencak Silat” dan merebutkan Piala Bergilir Mayjen (Purn) DR (HC) H Eddie M Nalapraya selaku Bapak Silat Dunia.
Tujuan Kejuaraan Pencak Silat Pakubumi Cup IV yaitu menghasilkan bibit bibit handal pesilat muda sekaligus melestarikan budaya pencak silat. Pencak Silat kental akan makna budaya serta menjadi salah satu seni bela diri di Indonesia yang mendunia dan begitu juga Tapak Suci Putera Muhammadiyah.
Ketua STIEAD Dr Mukhaer Pakkana mengucapkan rasa syukur serta berharap mahasiswanya dapat meningkatkan prestasinya tersebut. “Alhamdulillah, pimpinan bangga atas raihan prestasi 3 emas dan 4 perak oleh kontingen TS STIEAD. Harapan kami ke depan agar lebih meningkatkan prestasi ke level internasional,” tandasnya.
Mukhaer melanjutkan bahwa Tapak Suci sebagai salah satu Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah merupakan seni beladiri yang diangkat dari kebudayaan dan kearifan lokal yang perlu dipromosikan. “Ini juga akan mengangkat nilai-nilai budaya lokal bangsa untuk dipromosikan. Tapak Suci lahir dari budaya lokal bangsa,” pungkasnya. (qq)