YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Di titik 0 KM lebih dari 500 pelajar se-Kota Yogyakarta turun ke jalan mengadakan Aksi “Hari Peduli Moral” Rabu(14/02/18). Mengingat dari tahun-tahun sebelumnya bahwa pada hari itu penjualan kondom meningkat sebanyak 300%, disertai dengan ratusan pasangan yang terjaring Razia, maka dari itu pelajar se Kota Yogyakarta ikut andil dalam mencegah kemunduran moral bangsa.
Acara ini diinisiasi oleh Santri Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, yang menggaet beberapa forum pelajar se Kota Yogyakarta, sehingga memunculkan aliansi pelajar jogja yang dinamakan Pelajar Istimewa. Mulai dari pimpinan cabang IPM (ikatan Pelajar Muhammadiyah) Wirobrajan dan Ngampilan, PII (Pelajar Islam Indonesai), IPNU (Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama), IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Indonesia), YMP (Yogyakarta Movement Project), FKPO (Forum Komunikasi Pengurus Osis), FORPIS (Forum Remaja Palang Merah Indonesia), hingga STUCASH (Student Care and Share) ikut mendukung dan meramaikan acara ini.
Tak hanya dukungan dari pelajar se Kota Yogyakarta, para pelajar dari luar kota Yogyakarta yang tak bisa hadir dalam acara ini pun ikut menyuarakan dukungannya melalui media social. #HARIPEDULIMORAL menjadi tagar yang menunjukan kepeduliannya dan dukungannya terhadap aksi peduli Moral. Tercatat lebih dari 300 pelajar di luar Kota Yogyakarta ikut menyemarakkan tagar tersebut. Dengan tersebarnya pesan-pesan moral ini di media sosial, Racha Julian selaku coordinator lapangan berharap, “Dengan adanya aksi ini semoga pelajar yang berada di seluruh Indonesia sadar akan menurunnya moralitas bangsa ini, tak hanya itu kami berharap para pengunjung yang menyaksikan hal ini dapat membantu mencegah penurunan moral dengan merangkul orang-orang terdekatnya. Harapannya dengan adanya aksi ini, dapat mengajak, memberi peringatan, dan pencegahan dari amoralitas yang semakin membabi buta dan kelunturan nilai luhur bangsa Indonesia yang mulai tak terjaga”.
Tak hanya itu dukungan dari Sekretaris Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ramadhani Ghafar Utama mengatakan, “Dengan kesepakatan aliansi Pelajar Istimewa untuk menjaga moral pelajar, dengan melakukan hal-hal baik dan bermoral serta prestasi-prestasi terbarukan dan dilakukan secara terus menerus dan konsisten akan memperbaiki image pelajar zaman sekarang. Menjadi lebih baik dan memberi perubahan kedepan. Terus bangkit memberi perlawana karena tunduk adalah pengkhianatan.”
Aksi yang tersebar di dua titik yaitu 0 KM dan Tugu Jogja ini dimulai dari pukul 15.00, dengan berkumpul di Masjid Gedhe untuk Aksi di 0 KM dan Pasar Kranggan untuk aksi di Tugu Jogja. Dalam acara ini pelajar Kota Yogyakarta, yang diwakilkan oleh pimpinan organisasi-organisasi pelajar Kota Yogyakarta, berorasi di tengah titik 0 KM. Sebelum berorasi para peserta aksi menyanyikan lagu “Tanah Airku” sebagai pembuka aksi. Dalam orasi ini mereka menyampaikan bahwa hari ini moral bangsa mengalami penurunan yang sangat drastis.
Tak hanya berorasi, para pelajar se-Kota Yogayakarta juga membagikan stiker-stiker akan krisisnya moral bangsa ini, juga buletin-buletin yang berisi yang berisi fakta-fakta penurunan moral pada hari itu. Dalam orasinya Leo Pradana Insaghi mengatakan “Kita selaku pelajar harus bangkit, dulu kita dijajah dengan senjata, tapi sekarang kita dijajah moralnya” selaku perwakilan dari SMA Taman Madya IP.
Menurut salah satu pengunjung titik 0 KM, Agung, menyayangkan akan adanya aksi ini. “Seharusnya sebagai Pelajar mereka bisa lebih kreatif dalam mengadakan aksi peduli moral, memang tujuan diadakannya aksi ini sangatlah bagus, tetapi akan lebih baik lagi dikreasikan dan dikembangkan penyampaiannya, sehingga lebih mudah untuk diterima oleh masyarakat”, ujarnya.
Sebagai penutup, para peserta mengadakan doa bersama di pelataran Masjid Gedhe Kauman. Mereka mendoakan agar para pemuda segera sadar akan moralitas bangsa Indonesia yang menurun, dan juga agar Indonesia dapat menjadi negara maju. (Athariq)