YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Menapaki usianya yang ke 103, Suara Muhammadiyah telah menggelar peluncuran Buku “Ahmad Syafii Maarif Sebagai Seorang Jurnalis” pada Sabtu (24/2) juga meresmikan Grha Suara Muhammadiyah pada Ahad (25/2) yang dihadiri oleh berbagai kalangan. Di antaranya Ketua DPR-RI Bambang Soesatyo, jajaran Menteri BUMN, Menkominfo, Mendikbud, Kapolda DIY hingga Lembaga IARC (Indonesian Association for Religion and Culture) yang dihadiri oleh Paiman Mak selaku Ketua Umum beserta Sekjen IARC Philip K Widjaja.
IARC sendiri merupakan organisasi nirlaba yang memiliki moto Ketakwaan, Kerukunan dan Keadaban dalam membangun Hubungan konstruktif antar Bangsa melalui Keagamaan dan Kebudayaan. Dalam peluncuran buku tersebut, Ketua Umum IARC Paiman Mak mengatakan bahwa IARC merasa sejalan dengan pemikiran Buya Syafii Maarif serta mengapresiasi berbagai peranan yang dilakukan oleh Buya Syafii Maarif dalam menjaga keharmonisan antar umat beragama di Indonesia.
“IARC pun menyampaikan berapresiasi atas peran dan sumbangsih yang tinggi dari Buya Syafii Maarif yang selama ini telah dicurahkan secara berkesinambungan dalam menjaga keharmonisan hubungan antar agama dan golongan, demi kepentingan bangsa dan negara yang kita cintai bersama,” terang Paiman Mak.
Di samping itu, Philip menyampaikan rasa kagum serta terima kasih dari umat Buddha dan Suku Tionghoa untuk Buya Syafii Maarif. “Buya adalah seorang yang berani menyuarakan kebenaran itu sendiri. Ketegarannya dalam menjaga kerukunan dan keutuhan kita bersama sangatlah patut kita contoh. Kita yakin beliau adalah seorang Negarawan sejati,” katanya. Secara lebih lanjut, IARC juga menyampaikan terima kasih kepada Buya atas kesediaannya menjadi salah seorang Penasehat IARC.
Dalam peresmian gedung Grha Suara Muhammadiyah berlantai lima di jalan KHA Dahlan Yogyakarta, yang bersebelahan dengan Gedung Dakwah Muhammadiyah, Paiman Mak mengapresiasi atas segala upaya dan karya yang dihasilkan oleh Suara Muhammadiyah. Dirinya mengharapkan dengan berdirinya Grha Suara Muhammadiyah sebagai kebangaan Suara Muhammadiyah juga persyarikatan, mampu menjadi rujukan yang memberikan pencerahan juga suara yang benar di tengah-tengah arus informasi yang deras dan kerap membingungkan khalayak.
“Suara Muhammadiyah diharapkan terus memberi media yang memberikan suara yang benar. Saya kira ini bagus sekali untuk mencegah adanya perpecahan. Muhammadiyah dan Suara Muhammadiyah saya harap bisa terus berperan. Kalau suara yang dikeluarkan adalah yang benar, maka umat, bukan hanya Muhammadiyah namun umat Muslim keseluruhan yang begitu besar jumlahnya juga rakyat, tidak akan tersesat,” tukasnya.
Senada dengannya, Philip pun berharap transformasi yang dilakukan oleh Suara Muhammadiyah mampu mengokohkan perannya sebagai pemberi informasi yang mencerahkan dan mencerdaskan bukan hanya warga Muhammadiyah saja namun juga bangsa secara umum. Menurutnya, gedung ini merupakan tonggak sejarah yang membanggakan untuk Suara Muhammadiyah yang telah berusia 103 tahun dan selalu terbit tanpa jeda. Sebuah gedung berlantai lima yang megah dan modern, untuk menopang manajemen SM yang makin semangat beradaptasi dengen kemajuan jaman demi kepentingan seluruh umat.
“Visinya sangat luar biasa. Kita patut belajar dari Suara Muhammadiyah,” tandas Philip. (Red/Th)