Revolusi Industri 4.0, Muhammadiyah perlu Proses Akselerasi

Revolusi Industri 4.0, Muhammadiyah perlu Proses Akselerasi

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 Muhammadiyah akan terus melakukan akselerasi dan ekspansi dalam hal pengelolaan pendidikannya. Akselerasi dan ekspansi tersebut akan diterapkan pada tiap jenjang pendidikan mulai tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam Kuliah Umum yang diadakan Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka (UHAMKA), Senin (05/03/2018). Kegiatan tersebut bertajuk “Kebijakan Nasional Pendidikan Tinggi Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0” yang juga disampaikan Menteri Riset, Teknlogi dan Perguruan Tinggi (Ristek Dikti) Mohamad Nasir, dan Rektor UHAMKA Suyatno.

Haedar mengatakan, saat ini terdapat 173 Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA)  diseluruh Indonesia. Sementara itu masih terdapat PTMA yang memiliki akreditas dan kualitas yang perlu ditingkatkan lagi. “Dengan proses akselerasi, perkokoh jaringan Muhammadiyah saya yakin akan ada peningkatan untuk akreditasi di Universitas Muhammadiyah,” tandas Haedar.

Baca juga : Tokoh Muda Muslim Australia Tertarik Konsep Islam Berkemajuan

Lebih lanjut lagi Haedar menekankan pentingnya kualitas pendidikan dimana Islam hanya akan menjadi dogma dan norma saja apabila tanpa ada peningkatan kualitas. Selain itu Haedar menyampaikan, dalam waktu dekat Muhammadiyah juga akan membangun Universitas Muhammadiyah di Australia. Dengan pembangunan Universitas tersebut, Haedar mengharapkan dapat mempermudah akses pendidikan bagi warga Indonesia yang tinggal di Australia dan bisa terbuka untuk siapa saja.

Menurut Kemenristek Dikti, revolusi industri 4.0 merupakan era yang menekankan pada pola digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, dan lain sebagainya atau dikenal dengan fenomena disruptive innovation. Rektor Uhamka Suyatno juga meminta seluruh civitas akademika Uhamka perlunya inovasi, dan meningkatkan keterampilan untuk menghadapi persaingan global. “Upaya-upaya untuk menyongsong era revolusi industri 4.0 harus terus ditingkatkan, keterampilan harus dilatih,” ajak Suyatno.

Dalam kesempatan Kuliah Umum tersebut Menristek Dikti menyerahkan SK kepada Rektor UHAMKA sebagai dokumen untuk menyelenggarakan Pendidikan Kedokteran yang akan dibuka mulai semester depan. Fakultas Kedokteran UHAMKA tercatat sebagai Fakultas Kedokteran ke-83 di Indonesia dan ke-11 di Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah.(qq)

Exit mobile version