PALANGKARAYA, Suara Muhammadiyah– Bertempat di Kampung Muara Baru, Aliran Sungai Rungan, Rakumpit, Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PP Muhammadiyah dan UM Palangkaraya mengadakan pelatihan budidaya jamur bagi masyarakat Suku Dayak di sekitar kawasan hutan pendidikan UM Palangkaraya.
Dalam kesempatan tersebut masyarakat diajarkan bagaimana cara membuat media dari bubuk kayu gergaji dan dedak untuk budidaya jamur.
Dalam arahnnya Sekjen MLH, Dr Gatot Supangkat menyampaikan kepada ibu-ibu bahwa budidaya Jamur sangat menguntungkan dan bisa dikonsumsi setiap hari. “Ini kalau sudah banyak bisa dijual, lumayan harganya, bisa dikonsumsi juga, sehingga ibu-ibu tidak harus masuk hutan untuk mendapatkan jamur,” tegasnya.
Budidaya Jamur rencananya akan dikembangkan oleh ibu-ibu, sementara lebah oleh bapak-bapak. “Lebah juga sangat mahal harganya, bapak tidak harus masuk hutan sekarang cukup budidayakan saja dengan tekun,” tambah Gatot.
Seluruh masyarakat yang didampingi tersebut beragama Nasrani, dari 200 KK hanya satu KK yang beragama Islam. Menurut Gatot, hal ini menunjukan bahwa Muhammadiyah rahamatan lil alamin. “Kita berbuat kebaikan tidak hanya untuk kalangan kita sendiri tapi bagi siapapun, itulah rahmatan lil alaminnya islam. Ya syukur-syukur mereka mendapatkan hidayah dari Allah,” tambahnya.
Sementara itu, koordinator KHTDK/ hutan pendidikan (Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus) yang juga dekan Fapertahut UM Palangkaraya, Siti Maimunah, menyampaikan bahwa pendampingan bagi masyarakat di kawasan hutan sudah sering dilakukan oleh pihaknya. “Sudah lima tahun kami mendampingi mereka untuk mengalihkan dari hanya menggantungkan pada hutan ke budidaya,” jelasnya.
Keterlibatan masyarakat di sekitar kawasan hutan sangat lah penting untuk kelestarian. Tanpa melibatkan mereka sangat sulit untuk menjaga hutan. “Kita libatkan mereka, menjadi bagian dari kita, sehingga kita bekerjasama dan mereka pun merasa memiliki,” tegasnya. (Rijal Ramdani)