YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menerima kunjungan Delegasi Tokoh Muda Muslim Australia di Auditotium Pusat Tarjih Muhammadiyah Komplek Islamic Centre Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Rabu (07/03/2018). Para delegasi tersebut bermaksud ingin mempelajari tentang Islam di Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, serta ingin mengenal keanekaragaman dan sejarah Muslim di Indonesia termasuk Muhammadiyah.
Ketua MTT PPMuhammadiyah Prof Dr Syamsul Anwar, MA menyambut baik kedatangan Delegasi Tokoh Muda Muslim Australia yang berasal dari berbagai latarbelakang dan daerah seperti Canberra, Victoria, Ballarat dan Sydney. Kunjungan delegasi tersebut dihadiri juga perwalikan Mejelis, Lembaga, Organisasi Otonom (Ortom) tingkat pusat dan Pimpinan Muallimien Muhammadiyah Yogyakarta.
Setelah memperkenalkan diri, para delegasi saling bertanya dan banyak berdiskusi tentang banyak hal seperti politik, Kementrian Agama, Muhammadiyah dan Olahraga, minoritas, niqab, hingga nilai apa yang ada di Muhammadiyah sampai dapat menarik anak muda. “Nilai-nilai apa yang ditanamkan kepada para pemuda dan strateginya seperti apa sehingga mereka tertarik kepada Muhammadiyah dan Keislaman pada umumnya?” tanya Saba Awan selaku Executive Committe for Muslim Collective Canberra.
Baca juga : Milad ke-37, Haedar Harap UMY Jadi Pusat Keunggulan dan Uswah Hasanah
Sementara itu Anam Javed, Sekretaris Islamic Council of Victoria, mengungkapkan di Australia hanya terdapat 3% penduduk Muslim dan mereka bukan satu kelompok, ada 100 lebih etnis kelompok dan bahasa seperti Pakistan, Mesir, Indonesia, Turki dan sebagainya. Selain itu disana juga ada kelompok Muslim yang moderat, liberal, salaf, sufi, progresif, dan konservatif tetapi mereka tetap bekerjasama.
Hal senada disampaikan Eiman Al Ubudy, kedepannya ia ingin komunitas muslim di Australia bisa lebih menyatu dan tentu sanja memerlukan waktu yang panjang dan tidak akan mudah. “Tetapi dengan saling menghormati perbedaan dan pendapat yang beragam ini akan membuat komunitas lebih kuat, mandiri dan dapat menyelesaikan masalah” tandas anggota dari Lebanese Muslim Association di Sydney tersebut.
Menurut Rowan Gould, Australia – Indonesia Muslim Excange Program sudah berjalan selama 17 tahun. Tujuan agar Muslim muda dari Australia maupun Indonesia bisa datang ke negara tetangga dan belajar bagaimana berinteraksi, tatanan masyarakat, memberi wawasan, bagaimana membangun hubungan antar kelompok, golongan, dan individu. “Melalui program ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan dan persaudaraan antar sesama muslim di Australia maupun Indonesia” pungkasnya.(qriz)