Pengajian Tarjih: Rawat Semangat Islam Berkemajuan di Masjid Gedhe Kauman

Pengajian Tarjih: Rawat Semangat Islam Berkemajuan di Masjid Gedhe Kauman

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Majelis Tarjih & Tajdid (MTT) Pimpinan Pusat Muhammadiyah bekerja sama dengan Takmir Masjid Gedhe Kauman menyelenggarakan Pengajian Tarjih, Rabu (14/03) malam. Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr H Yunahar Ilyas, Lc, MA membuka dan menjadi narasumber pengajian edisi perdana tersebut.

Ketua Takmir Masjid Gedhe Kauman, Azman Latif mengatakan Masjid Gedhe akan kembali disinari oleh Majelis Tarjih PP Muhammadiyah. “Saya masih ingat ketika masih kecil mengikuti kajian-kajian di Masjid Gedhe hampir seluruh pemberi materi kiainya adalah tokoh-tokoh majelis Tarjih PP Muhammadiyah yang setiap waktu memberikan kajian-kajian” kenangnya.

Sementara itu, Ketua MTT PP Muhammadiyah Prof Dr H Syamsul Anwar, MA mengungkapkan pengajian tarjih merupakan salah satu program Rumah Tarjih yang berada di samping Masjid Gedhe Kauman. “Salah satu maksud MTT untuk tetap memelihara semangat Islam Berkemajuan di Kauman, karena bagaimanapun kauman ini adalah cikal bakal dan tempat kelahiran Muhammadiyah” ungkap  Prof Syamsul.

Ia menambahkan melalui pengajian tarjih semangat dan sinar Islam Berkemajuan diharapkan tetap memancar dari Kauman disamping pengajian-pengajian yang dilaksanakan di rumah tarjih. “Semoga dapat menyemarakkan kehidupan beragama sesuai Islam berkemajuan di Kauman khususnya dan di Yogyakarta secara umum” imbuhnya.

Baca juga : Tokoh Muda Muslim Australia Tertarik Konsep Islam Berkemajuan

Prof Yunahar mengatakan bahwa Pengajian Tarjih menjadi istimewa karena yang mengisi langsung dari MTT PP Muhammadiyah. Pengajian tersebut diadakan dua kali sebulan, setiap Rabu malam kamis pekan ke-2 dan ke-4,  adapun materi Pengajian Tarjih yaitu membahas Manhaj Tarjih, Tafsir At-Tanwir, produk-produk tarjih, fatwa tarjih dalam tanya jawab agama, hasil putusan Musyawarah Nasional (Munas) tarjih maupun produk fikih yang lain.

Ia melanjutkan MTT memiliki banyak pekerjaan diantaranya menulis tafsir at tanwir 30 jilid dan baru terbit satu jilid. “Sebelum majelis tarjih berumur 100 tahun, 10 yang akan datang 30 jilid itu sudah selesai. Sekarang sudah selesai ditulis, dalam proses editing jilid 2, dan menyusul jilid 3 sedang proses juga” ungkap Prof Yunahar.

Selain itu MTT memiliki tugas menyusun Ar Risalah Al Islamiah yaitu empat aspek yang ada dalam Matan Keyakinan dan Cita Hidup Muhammadiyah (MKCH). “Jadi aqidah, akhlah, ibadah, dan muamalah mau ditulis lengkap menjadi buku standar bagi warga Muhammadiyah” terangnya.

Disamping itu Prof Yunahar menyampaikan Tim Fatwa Tarjih juga tetap berfatwa, bersidang membahas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat setiap hari Jum’at dan hasilnya diterbitkan dalam rubrik tanya jawab Suara Muhammadiyah dan dibukukan. “Sekarang sudah sampai jilid 8, setelah itu sembilan” ulas Prof Yunahar.

Baca juga : Bertabayun Terhadap Informasi, Gunakan Rasionalitas

Prof Yunahar mengutarakan saat ini banyak “mufti” di media sosial bahkan lebih aktif, dan terus disebarluaskan dan tentu saja ada pikiran-pikiran, ada faham-faham yang sama dengan Muhammadiyah tetapi bisa juga berbeda. “Jadi kalau warga kita di seluruh Indonesia banyak dipengaruhi, membaca bermacam-macam fatwa atau tausiyah-taisyiyah melalui media sosial itu hasilnya bisa gado-gado, bermacam-macam” tandasnya.

Oleh karena itu, lanjut Prof Yunahar, PP muhammadiyah menyambut baik dan mendukung Pengajian Tarjih di Masjid Gedhe Kauman tersebut karena memang dibutuhkan. “Belajar langsung tetap lebih baik karena jika belajar melalui media sosial tidak bisa bertanya secara puas, tetapi kalau bertanya langsung bisa berdialog, bisa dikonfirmasikan” pungkas Guru Besar di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tersebut.(rizq)

 

Exit mobile version