TAIPEI, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Taiwan melaksanakan Musyawarah Cabang Istimewa (Musycabis) ke-III, Ahad (18/3). Selain ajang silaturahim, dalam agenda tersebut disampaikan pertanggungjawaban program-program yang telah terlaksana, perumusan arah kebijakan organisasi satu periode berikutnya, hingga regenerasi kepemimpinan.
Dalam kegiatan yang dilaksanakan di Kampus Taipei Medical University tersebut, Tapak Suci Putra Muhammadiyah (TSPM) Cabang Taiwan juga menyampaikan laporan perkembangan sepak terjangnya sebagai Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah. Ketua Tapak Suci Taiwan, Anto, mengatakan PCIM Taiwan secara resmi memiliki organisasi otonom sejak tanggal 17 Juli 2016 dan awalnya anggota Tapak Suci Taiwan semuanya adalah masyarakat Indonesia yang belajar atau bekerja di Taiwan.
Menurut Anto, pada saat itu, Adam Jerussalem, Ketua PCIM Taiwan menginisiasi untuk mendirikan ortom pertama yang mewadahi kegiatan seni bela diri ini. Sempat ragu di awal, namun perlahan tapi pasti Tapak Suci Taiwan mampu diterima di kalangan masyarakat Indonesia di Taiwan, bahkan juga masyarakat Taiwan. Sehingga sejak tahun 2017, sudah ada 4 orang warga asli Taiwan yang juga tertarik untuk belajar seni bela diri khas Muhammadiyah ini.
Kemudian Ia menerangkan dalam pandangan warga Taiwan Tapak Suci adalah seni bela diri yang cukup berbeda dari kebanyakan seni beladiri yang berkembang di Taiwan. Beberapa seni beladiri yang ada di Taiwan mayoritas berasal dari Jepang, Korea, dan Thailand. “Namun dengan adanya Tapak Suci, ini menjadi satu hal yang berbeda bagi mereka. Di sini para anggotanya tidak hanya diajarkan olah fisik, melainkan juga olah jiwa dan pikiran,” imbuh Anto.
Saat ini, lanjut Anto, Tapak Suci Taiwan memiliki anggota lebih dari 400 orang yang tersebar di 3 kota besar di Taiwan. “Kehadiran Tapak Suci Taiwan ini juga ikut menarik perhatian beberapa kalangan. Salah satunya adalah perusahaan mie instan Indonesia yang membuka cabangnya di Taiwan. Beberapa kali mereka mengundang Tapak Suci untuk hadir mengisi acara serta memperkenalkan seni bela diri yang dulunya didirikan oleh KH. Djarnawi Hadikusumo,” tandasnya.
Setiap bulannya, para pelatih Tapak Suci Taiwan berkeliling di kota-kota tersebut untuk melatih para anggota Tapak Suci yang biasa mengambil hari Ahad sebagai hari untuk latihan. Tapak Suci di Taiwan tidak hanya dijadikan sebagai media mengolah bela diri, melainkan juga sebagai ajang silaturahmi serta media dakwah Islam. (Andi/qq)