NGANJUK, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Cabang Aisiyah Nganjuk menggelar acara wisuda bagi santri Ponpes Tahfidzul Quran Nurul Quran Aisyiyah Nganjuk dan Rumah Tahfidz Aisyiyah 01 Nganjuk di Gedung Wanita Nganjuk, Ahad (1/4).
Jumlah wisudawan ada 60 yang terdiri dari santri-santri yang telah hafal juz 29 dan 30 untuk kategori usia TK dan SD di Rumah Tahfidz Aisyiyah 01 Nganjuk. Ada juga yang telah hafal 1 juz sampai 12 juz untuk kategori usia SMP dan SMA di Ponpes Tahfidzul Quran Nurul Quran Aisyiyah Nganjuk.
Acara yang dihadiri 600 tamu undangan tersebut berjalan sukses dan lancar. Terbukti semua pertanyaan para penguji (hadirin) bisa dijawab dengan lancar baik secara individu maupun bersama-bersama. Tidak hanya itu, santri pondok mampu menterjemahkan al-Qur’an secara lafdziyah dan mengurai (meng–i’rab) setiap kata sesuai dengan jabatan dalam kalimat, serta mensyarah (menjelaskan) makna ayat.
Ketua PDM Kabupaten Nganjuk, Arifin Abduh mengatakan bahwa hasilnya sudah terlihat nyata, yaitu sejak mula berdirinya pondok pada tahun 2009, para santri pondok sudah terbukti bisa menghafal, meng-i’rab, menterjemahkan secara lafdziyah dan juga mensyarah. Juga perkembangan rumah tahfidz yg sangat pesat, dalam tempo 3 tahun sudah mampu menghafal 2 juz dengan mutqin. Arifin berharap pondok dan rumah tahfidz bisa berkembang di seluruh kabupaten nganjuk.
“Saya bangga dengan adanya pondok pesantren dan rumah tahfidz al-qur’an yg dimiliki oleh Aisyiyah ini”, ujar Arifin.
Senada dengan Arifin, Pengasuh Pondok dan Kepala Rumah Tahfidz, Istiadah menyampaikan bahwa hanya Al-Qur’an lah yg bisa merubah keadaan menjadi lebih baik. Terbukti pada zaman rasul, hanya dalam waktu 23 tahun bisa merubah masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat yang baldatun thayiibatun wa rabbun ghaffur. Oleh karena itu, kami mendirikan pondok pesantran dam rumah tahfidz ini.
Istiadah berharap kepada seluruh masyarakat, khususnya warga Nganjuk bisa merubah akhlak dan mentalnya sesuai al-Qur’an dan sunnah. Visi misi pondok dan rumah tahfidz adalah hamilul qur’an, lafdzan, ma’nan, wa ‘amalan (menjaga al qur’an secara lafadz, arti, dan pengamalan). “Untuk mewujudkan itu semua akan dibuka tafhimul qur’an untuk santri yg non mukim”, tutup Istiadah dalam sambutanya.
Acara tersebut ditutup dengan dongeng yang disampaikan oleh Ustadz Mulyadi Yulianto, pendongeng nasional (Kak IMUNG), Trainer Nasional Pendidikan Anak Islam dari Purwokerto Jawa Tengah. Tema yang diangkat adalah “Kehebatan Al Qur’an (Kisah masuk Islamnya Umar Bin Khatab: Bacaan Al Qur’an mampu menggetarkan hati Umar sehingga ia masuk islam)”. (Arief Rakhman Aji)