KAIRO, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, usai melantik Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah dan Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah Mesir, periode 2018-2020, langsung melakukan proses peresmian Markaz Dakwah Muhammadiyah Mesir, Kamis (05/04).
Proses peresmian Markaz Dakwah ini, diawali dengan prosesi simbolik melalui pengguntingan pita dan penandatangan prasasti oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah dan didampingi oleh Duta Besar RI untuk Kairo Helmi Fawzi dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti. “Dengan mengucapkan Bismillahirahmanirahim, Pusat Markaz Dakwah Muhammadiyah Mesir sebagai sarana dakwah dan pusat keunggulan Muhammadiyah, saya resmikan”, ungkap Haedar.
Dalam sambutannya, Haedar mengatakan, bahwa keberadaan Markaz Dakwah Muhammadiyah Mesir ini merupakan cita-cita yang sudah lama digagas dan diusulkan, namun alhamdulillah baru terealisasi sekarang ini.
“Gedung ini merupakan impian yang sudah lama, sejak tahun 2002, namun pada tahun 20012 mulai dipikirkan secara serius, dan pada tahun 2016 kemarin, akhirnya kita sepakati untuk mengambil satu lokasi yang strategis. Alhamdulillah, dapatkan gedung ini”, tutur Haedar saat sambutannya.
Baca juga: Haedar Nashir Ajak Dubes dan PCIM Sudan Menjadi Penopang Pusat Keunggulan
Oleh karena itu, melalui markaz dakwah ini, Haedar berpesan, agar Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Mesir dapat mewujudkan beberapa hal berikut. Pertama, bagaimana melalui Markaz ini, PCIM dapat menjadi duta Muhammadiyah di luar negeri. Kedua, PCIM dapat menjadikan tempat ini sebagai wadah untuk mengasah pemikiran dan memperdalam keilmuan
“Jika sebelumnya melalui pemikiran Alumni Al Azhar Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha bisa mendorong KH Ahmad Dahlan melakukan pembaharuan di Indonesia, maka menjadi tugas untuk PCIM yang studi di Al Azhar membawa perubahan baru dengan lahirnya para mujadid dan generasi tajdid baru, untuk perubahan di tanah air”, ungkap Haedar.
Ketiga, Markaz ini juga harus bisa menjadi sarana untuk memperkuat dan membangun ukhwah dengan semua pihak. “Jangan kemudian, semakin lama semakin jumud, karena ada juga sebagian, yang kuliah ke Al Azhar, namun kembali ke Indonesia justru, menjadi pemikirannya jumud. Oleh karenanya bergaul dengan siapa saja, dan baca buku apa saja, cari pemikiran yang mencerahkan, dengan memadu Islam dan keIndonesia dalam satu bingkai yang berkemajuan”, tambahnya
Baca juga: Rombongan PP Muhammadiyah Disambut Hangat PCIM dan KBRI Mesir
Bendahara PP Muhammadiyah yang ikut serta dalam rombongan lawatan ke Mesir, mengatakan bahwa gedung ini merupakan wujud pengembangan pusat-pusat keunggulan Muhammadiyah. Dengan gedung dakwah tersebut diharapkan selain menjadi tempat kegiatan PCIM Mesir, TK ABA Cairo yang sudah lama berkegiatan, juga menjadi pusat kegiatan keislaman di kawasan Timur Tengah. “PP Muhammadiyah membangun pusat dakwah tersebut dalam satu mata rantai program internasionalisasi Muhammadiyah seperti membangun Sekolah di Melbourne Australia serta Konsorsium Univetsitas Muhammadiyah di Malaysia,” katanya.
Markas dakwah Muhammadiyah ini, selain sebagai sekretariat PCIM Mesir, juga dijadikan sebagiannya untuk kegiatan ekonomi dan usaha PCIM, di antara ruang TK ABA dan Mini Hotel dengan nama MD Inn. (red)