JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang membidangi Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU), Agus Taufiqurrahman membuka acara Lokakarya dan Pembelajaran Penanganan MuhammadiyahAid terkait pengungsi Rohingya di Bangladesh, Senin (9/4).
Gerakan kemanusiaan berskala internasional yang digagas oleh Muhammadiyah merupakan bagian dari misi internasionalisasi dakwah Muhammadiyah.
“Selain melalui Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) yang tersebar di beberapa negara, dakwah internasionalisasi yang dilakukan Muhammadiyah yaitu melalui misi kesehatan, salah satunya yang dilakukan di Rohingya,” terang Agus di Aula Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng Raya 62 Jakarta Pusat.
Sekadar diketahui, MuhammadiyahAid adalah tim ad hoc (komisi khusus) yang dibentuk oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk menjalankan misi kemanusiaan di luar negeri. Dikatakan Budi Setiawan, Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) PP Muhammadiyah, misi kemanusiaan internasional yang dilakukan Muhammadiyah sudah berjalan cukup lama.
“2007 kita mengirim tim ke Palestina, pernah juga ke topan Haiyan di Filipina tahun 2013, ke Nepal ketika ada gempa dan yang ini ke Bangladesh,” jelas Budi. Budi menjelaskan bahwa khusus penanganan pengungsi Rohingya di Bangladesh ini bisa disebut sebagai program terbesar Muhammadiyah.
Program MuhammadiyahAid untuk Rohingya sudah dimulai sejak Januari 2017, dan telah mengirimkan sebanyak 14 tim kesehatan dan akan mengirimkan tim ke 15.
MuhammadiyahAid yang tergabung dalam Aliansi Kemanusiaan Indonesia dipercaya sebagai koordinator klaster kesehatan oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, sehingga khusus untuk masalah penanganan kesehatan, bantuan kemanusiaan dari Indonesia untuk pengungsi Rohingya oleh Muhammadiyah.
Budi menjelaskan bahwa hal tersebut tidak lepas dari kesiapan Muhammadiyah memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) siap pakai dari banyak rumah sakit dan pusat kesehatan yang dimiliki oleh Muhammadiyah.
“Pemberian bantuan luar negeri terutama dalam bentuk layanan kesehatan bagi pengungsi Rohingya direncanakan berjalan hingga Desember 2018,” imbuh Budi.
Wakil Ketua Lembaga Hubungan Luar Negeri PP Muhammadiyah Wachid Ridwan menjelaskan bahwa yang menjadi pedoman bagi MuhammadiyahAid untuk bergerak adalah bagaimana menghilangkan penderitaan.
“Fokus Muhammadiyah Aid dalam misi kemanusiaan Rohingya bukan hanya sekadar memberikan bantuan, namun juga memiliki tujuan dan harapan dalam menghilangkan penderitaan yang selama ini dirasakan oleh warga Rohingya,” pungkas Wachid.
MuhammadiyahAid sejak September 2017 hingga Februari 2018 telah mengirimkan 79 dokter, 22 perawat, 32 relawan, 6 liasion officer, dengan total pasien 18.340 yang telah ditangani dan memberikan 4.809 nutrisi makanan kepada anak-anak Rohingya. (red)