Pertama di Indonesia, FK UAD Siap Cetak Tenaga Medis yang Unggul dalam Kebencanaan

Pertama di Indonesia, FK UAD Siap Cetak Tenaga Medis yang Unggul dalam Kebencanaan

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Universitas Ahmad Dahlan (UAD) resmi membuka Fakultas Kedokteran (FK) setelah mendapatkan SK pembukaan oleh Kemenristek Dikti beberapa waktu lalu yang berbarengan dengan peletakan batu pertama gedung perkuliahan FK UAD. Pendaftaran mahasiswa FK UAD sendiri telah dibuka sejak 16 April lalu dengan kuota sebanyak 50 mahasiswa.

Dekan Fakultas Kedokteran UAD dr Rusdi Lamsudin mengatakan bahwa FK UAD akan mencetak tenaga-tenaga medis yang siaga bencana. Hal ini merupakan keunggulan yang diusung oleh FK UAD mengingat, Indonesia merupakan negara yang rawan bencana. Di samping, Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah yang juga memiliki konsen yang besar terhadap penaganan kebencanaan salah satunya yang dijalankan oleh Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).

“Muatan pembelajaran kebencanaan sudah diberikan sejak semester 1 dengan kurikulum yang terintegrasi dalam blok ataupun non-blok. Kita ingin meniru bagaimana anak-anak di Jepang sejak dini sudah diajarkan bagaimana menghadapi bencana sejak dini,” terangnya dalam pres conference yang digelar di Ruang Sidang Rektorat UAD kampus I, Rabu (18/5).

Dr Rusdi juga mengingatkan pentingnya penanganan korban bencana dengan benar. Berkaca dari insiden gempa yang terjadi beberapa tahun silam, 432 orang mengalami lumpuh total. “Oleh karena itulah mengapa kita betul-betul harus menerapkan penaggulangan bencana yang benar dan tepat. Bisa dibayangkan 432 korban hingga sekarang lumpuh total. Ini salah satu dari akibat ketidaktepatan dalam penanganan bencana dan betapa kita membutuhkan keterampilan medik kebencanaan,” imbuhnya.

Kaprodi Kedokteran UAD dr Junaidi Heriyanto menegaskan bahwa keunggulan inilah yang kemudian membuat UAD layak untuk mendapatkan izin pendirian FK.

“Hingga saat ini belum ada yang pernah betul-betul mengangkat secara khusus masalah bencana dalam pendidikan di FK,” paparnya.

Menurutnya, kurikulum tentang kebencanaan selain diberikan dalam bentuk teori, juga akan diberikan dalam bentuk smulasi dan penerjunan-penerjunan secara langsung apapun bentuk bencananya. Praktek-praktek skill tersebut salah satunya akan memberikan pemahaman basic life support yaitu kemampuan bagaimana seorang dokter menangani kegawatan baik perorangan ataupun massal. Untuk penanganan kegawatan secara massal, FK UAD telah bekerjasama dengan MDMC.

“Biasanya pembelajaran seperti ini diberikan setelah mahasiswa lulus pendidikan kedokteran baru diberikan dalam course. Di FK UAD, sejak semester 1 konten-konten seputar kedaruratan sudah diberikan,” tambahnya.

Dalam Workshop pembuatan kurikulum FK UAD, UAD juga melibatkan salah satu dosen FK UAD dr Ahmad Muttaqin Alim, Sp. An. EMDM yang telah memiliki pengalaman di bidang penaganan medis khususnya kebencanaan yang juga aktif berperan melalui MDMC.

“Untuk brainstormingnya memang kita melakukannya bersama teman-teman MDMC, jadi kurikulum kebencanaan ini bukan dari Kemenristekdikti. Ini yang akan kita sampaikan, karena sampai saat ini belum ada yang menyinggung secara khusus tentang kebencanaan,” tutur dr Junaidi.

Rektor UAD Kasiyarno pun mengatakan bahwa ntuk menyelenggarakan perkuliahan sendiri UAD sedang melakukan pembangunan gedung perkuliahan FK yang telah berlangsung sejak Maret lalu. Diberikannya ijin pendirian FK yang telah diajukan sejak tahun 2015 ini mejadi pelengkap bagi sejumlah Fakultas yang telah dimiliki UAD. Dengan adanya FK, Kasiyarno menilai UAD akan mampu berkontribusi bagi pengembangan keilmuan juga pelayanan masyarakat yang lebih luas lagi. Di samping, Ksiyarno menerangkan bahwa akan ada berbagai fasilitas dengan kualitas di atas rata-rata yang akan diberikan demi menunjang pembelajaran di FK UAD. Meskipun akan menjadi yang peling mahal di antara prodi-prodi lainnya, namun Kasiyarno memaparkan bahwa FK UAD akan menjadi yang paling terjangkau biayanya jika dibandingkan dengan FK di sejumlah universitas di Yogyakarta.

“Fasilitas yang akan disediakan di atas rata-rata. Memang FK UAD akan menjadi yang paling mahal di antara prodi lainnya yang ada di UAD, namun akan menjadi yang paling murah di antara FK lainnya di Yogyakarta,” begitu terang Kasiyarno. (Th)

Exit mobile version