JAKARTA, Suara Muhammadiyah-Situasi Suriah semakin membara. Menjadi kancah perang kekuatan adikuasa dunia internasional. Tanah Suriah jadi lapangan terbuka persaingan dan perebutan banyak kepentingan. Aksi saling ancam antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dikhawatirkan bisa memicu peperangan maha dahsyat. Korbannya adalah rakyat tidak berdosa, termasuk perempuan dan anak-anak, yang diduga karena penggunaan zat kimia serta serangan Amerika Serikat yang didukung oleh para sekutunya.
Melalui surat yang ditandatangai ketua PP Muhammadiyah bidang Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri Bahtiar Effendy dan sekretaris umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyatakan sikap sebagai berikut:
- Mengecam serangan AS, Inggris, dan Prancis ke Suriah dan mendesak kekuatan-kekuatan proxy yang terlibat untuk menyelesaikan konflik Suriah sesuai keputusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Serangan ini merupakan pelanggaran kedaulatan Suriah dan bertentangan dengan hukum internasional. Atas alasan apapun, serangan tersebut hanya akan semakin memperburuk keadaan dan memperkeruh kekisruhan politik yang terjadi di Suriah.
- Mendesak negara-negara adikuasa untuk tidak menjadikan Suriah sebagai arena pertempuaran (battlefield) konflik kepentingan mereka. Semua pihak hendaknya bisa menahan diri agar situasi dapat lebih kondusif dan belajar dari sejarah dan tidak membuat sejarah baru yang lebih buruk dari apa yang telah terjadi pada masa lalu dan masa kini.
- Mendorong transisi damai menuju Suriah yang sejahtera, damai, dan bermartabat dengan mediasi PBB. Suriah adalah salah satu negara yang menyimpan kekayaan peradaban umat manusia dan agama-agama besar dunia. Perdamaian di Suriah adalah sebuah keniscayaan untuk menyelamatkan peradaban dunia.
- Mendesak Pemerintah Indonesia untuk lebih aktif dan mengambil prakarsa perdamaian di Suriah baik melalui PBB maupun komunikasi dengan pemerintah negara-negara yang terlibat dalam konflik dan kepentingan politik di Suriah.
- Mengajak kepada bangsa Indonesia, terutama umat Islam, untuk memanjatkan doa untuk keselamatan, perdamaian, dan berakhirnya tragedi kemanusiaan yang dialami bangsa dan negara Suriah.