AZERBAIJAN, Suara Muhammadiyah – Perwakilan Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) Eka Pitra memberikan tawaran solusi untuk masalah yang dihadapi oleh sebagian besar negara-negara Islam dunia. Solusi tersebut ditujukan bagi negara-negara anggota OKI yang berjumlah 57 negara.
Dalam presentasinya dia menyampaikan bahwa sebenarnya negara-negara anggota OKI memiliki masalah yang relatif sama. Sehingga terlihat seakan-akan negara Islam itu penuh dengan masalah yang tidak berkesudahan. Menurut Eka, dua masalah besar tersebut adalah dalam hal kesatuan dan persatuan antar negara Islam dan pendidikan di masing-masing negara.
Dalam forum konferensi pemuda Islam dunia “3rd General Assembly of ICYF-DC Islamic Conference Youth Forum for Dialogue and Cooperation” yang diselenggarakan dari tanggal 15-17 April 2018 di Baku, Azerbaijan tersebut, Eka Pitra menyampaikan solusi bagi bagi dua masalah besar tersebut.
“Dua masalah besar tersebut dapat diselesaikan dengan dua solusi besar pula. Pertama kita seluru negara anggota OKI harus sentiasa meningkatkan solidaritas, persatuan dan kesatuan kita. Kedua adalah sistem pendidikan kita harus lebih ditekankan pada sistem pendidikan Islam,” tegasnya dalam kesempatan tersebut.
“Saat ini seolah terlihat kerenggangan hubungan antar negara anggota OKI. Kita terlihat berjalan masing-masing dan hanya memikirkan kepentingan negara kita. Kita tidak bergerak secara satu kesatuan yang tak terpisahkan meskipun kita sudah diikat dalam organisasi besar kita OKI,” imbuh Eka.
Selanjutnya Eka menghimbau pada seluruh pimpinan negara anggota OKI bahwa mulai sekarang, untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan kita serta solidaritas antara kita. Kita harus menjadi satu batang tubuh yang tak terpisahkan, jika satu dari kita mengalami masalah maka kita harus bersama-sama menyelesaikan masalah tersebut, nukan malah meninggalkanya sendiri.
“Sebagai contoh, saat ini saudara kita Palestina sedang terjajah, kita harus bersatu untuk membantu mereka. Bukan hanya di dalam forum konferensi seperti ini melainkan juga dalam aksi nyata mengirimkan bantuan tentara dan logistik pada mereka. Begitu juga seperti yang dihadapi oleh teman-teman kita Suriah, Yamen, Iraq, Libya dan lain-lain,” paparnya.
“Mari kita bersatu dan bergotongroyong. Karena kebenaran yang tak terorganisir akan kalah dengan kemunkaran yang terorganisir,” imbuh Eka yang dikader di IMM Sumatera Selatan itu.
Dalam hal pendidikan Eka menawarkan untuk bersama-sama menyusun sistem pendidikan yang sama. Setidaknya dalam hal penanaman nilai Islam yang rahmatan lil alamin kepada seluruh siswa di negara kita masing-masing.
“Mari kita susun dan terapkan sistem pendidikan Islam secara bersama. Dengan semangat Islam Rahmatan Lil Alamin, mari kita tunjukan kepada dunia luar bahwa pendidika Islam itu penting dan baik,” ujar mantan Ketua Umum PC IMM Kota Pagaralam itu.
“Kita harus tanamkan nilai-nilai Islam kepada seluruh anak bangsa sejak mereka masih kecil. Sehingga penerapannya di kehidupan mereka masing-masing merupakan sebuah kebutuhan dan kebiasaan baik. Hal tersebut guna tercapainya Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur bagi seluruh negara anggota OKI, Amin ya rabbal alamin,” pungkas Eka yang disambut dengan tepuk tangan hangat dari seluruh peserta konferensi.
Dalam acara tersebut hadir juga Presiden OIC Youth Indonesia Tan Taufik Lubis uang menyampailan konsep gerakan mereka di Indonesia. Begitu juga Ketua Umum PB HMI Respiratori Sadam Al Jihad dan Ketua Bidang HI PB PMII Ahmad Romzi. (KT97)