YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Ketika ditanya wartawan tentang isu partai Allah dan partai setan serta diperkarakannya Amien Rais ke ranah hukum karena pernyataan tersebut, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menjawab, “Dari sudut demokrasi dan hukum, setiap orang boleh menyampaikan pendapat, serta boleh pula mengadukan dan diadukan di ranah hukum. Itu hak politik dan hak asasi warga negara.” Namun ujar Haedar, “Kalau boleh berpikir lain untuk menjaga situasi politik nasional, sebaiknya politik direspons dengan politik, tidak perlu selalu dengan hukum meskipun sah secara hukum. Ini berlaku untuk siapa saja sejauh itu area politik. Sebaiknya jangan selalu dihimpitkan isu politik dan hukum, nanti semakin panas situasinya.”
Demikian pula tentan isu partai Allah dan partai syetan, sebaiknya direspons dengan kontra pendapat atau sikap politik karena ucapan itu keluar dari politisi. “Boleh jadi kata-kata yang keluar lebih simbolik, bukan verbal. Kadang yang simbolik sering tidak klik dengan yang verbal”. Namun Haedar menekankan, “Sebaiknya para elite politik menyampaikan pernyataan yang lebih dialogis meskipun mengandung kritik keras, serta memberi pesan damai dan mengarah ke persatuan di tubuh bangsa.” Haedar menyampaikan, “Suhu politik yang mulai memanas harus dijaga oleh semua pihak lebih-lebih elite bangsa agar tidak makin panas, kedepankan politik cerdas, dialogis, santun, serta tetap merrajut kebersamaan meskipun dalam perbedaan.”
Para elit bangsa siapapun dan dari kalangan manapun diharapkan memberikan keteladanan kepada warga untuk merawat kehidupan kebangsaan. Berpolitik dengan positif dan saling toleran dalam keberagaman orientasi dan pilihan politik, sehingga bangsa ini tidak retak dan terbelah. Hentikan pernyataan-pernyataan yang menyulut perseteruan dan memancing kegaduhan politik, meskipun wajar saling bersaing dalam politik secara sehat dan dinamis. Mahal sekali harganya keutuhan bangsa ini, jangan dikorbankan oleh sengketa politik yang berpotensi menimbulkan konflik di negeri tercinta ini. “Kami percaya para elite memiliki kearifan dan moralitas politik yang luhur,” ujar Haedar.
Sebagaimana pesan PP Muhammadiyah kepada publik ketika bertemu dengan para pucuk pimpinan partai politik pada 12 April yang lalu. Ketika itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah menyampaikan, bahwa dalam memasuki tahun politik 2018 dan 2019 pemerintah, partai politik, organisasi kemasyarakatan, serta seluruh lembaga dan komponen bangsa diharapkan tetap memelihara keadaban, kebersamaan, kedamaian, toleransi, kebajikan, dan keutamaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegera. Kontestasi politik tidak perlu menjadi penyebab dan membawa pada situasi keretakan, konflik, dan permusuhan antar komponen bangsa. “Semua dituntut berkomitmen menjaga politik dari berbagai penyimpangan dan transaksi yang menyebabkan kerugian bear bagi kehidupan bangsa dan Negara,” kata Haedar
Kontestasi politik juga diharapkan tidak semata-mata ingin sukses meraih kekuasaan, tetapi tidak kalah pentingnya meniscayakan komitmen dan usaha yang sungguh-sungguh dalam mewujudkan idealisme, nilai dasar, dan cita-cita nasional yang luhur sebagaimana telah diletakkan oleh para pendiri bangsa. “Idealisme, moralitas, keteladanan, dan nilai-nilai politik yang luhur itulah yang penting menjadi komitmen dan visi kenegaraaan para pemimpin, elite, dan segenap komponen bangsa saat ini dan ke depan,” pungkas Haedar Nashir. (rbs)
Baca juga :
Perlu Politik Dialogis dan Dewasa
Haedar Nashir: Kontestasi Politik Harus dalam Koridor Konstitusi
Haedar Nashir: Agama dan Politik Tidak Bisa Dipisahkan
Umat Sering Tertipu Dengan Janji “Surgawi” Politisi
Prof Bambang Cipto: Bagi Muhammadiyah Politik sebagai Ladang Amal