NEW DELHI, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir pada Jumat (20/4) malam meresmikan dan melantik Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) India. Pelantikan yang digelar di Jawaharlal Nehru University (JNU) tersebut turut dihadiri oleh Ketua PP Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad, Bendahara Umum PP Muhammadiyah Prof Suyatno, serta para mahasiswa JNU.
Dalam sambutannya, Haedar berpesan agar PCIM India dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya dan tidak akan menyimpang dari amanat yang telah diberikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
“PCIM India adalah pusat organisasi yang mewakili Muhmmadiyah di India, sehingga berperan sebagai penghubung antara Muhammadiyah dengan berbagai pihak yang ada di India,” terang Haedar.
PCIM India diharapkan dapat menjadi jembatan persaudaraaan, baik dengan masyarakat India, atau bahkan masyarakat dari berbagi negara yang ada di India untuk menjalankan dan meningkatkan peran-peran kemanusiaan dan peran keilmuan
“Tugas PCIM sebagaimana membawa Muhammadiyah, islam, dan Indonesia, bekerjasama dengan masyarakat India untuk membawa pada kemajuan, dan semangat rahmatan lil alamin,” imbuh Haedar.
Dalam kesempatan itu, Haedar juga berpesan, meskipun kita berbeda negara, suku, agama, ras, dan pilihan politik, tetapi kita semua adalah makhluk Tuhan yang berfungsi untuk menjalankan peran-peran kehidupan.
“Muhammadiyah hadir di India untuk membangun pluralitas dan kebersamaan,” jelas Haedar.
Sementara itu, Ketua PCIM India, Brenny Novriansyah Ibrahim mengatakan, kehadiran Muhammadiyah di India dapat menjadi momentum dan angin segar bagi dakwah Islam dalam menebarkan misi dinul hadlarahuntuk kemodernan dan Islam berkemajuan bagi kaum muslimin India.
“Dengan berdirinya PCIM India, maka diharapkan dapat menularkan keberhasilan yang telah diraih Muhammadiyah bagi muslim di India, serta menjembatani transformasi keilmuan dan silaturahim antara ulama India dan Indonesia, sebagaimana telah terjalin sejak ratusan tahun yang lalu,” terang Brenny.
Ke depan, lanjut Brenny, meskipun populasi Warga Negara Indonesia (WNI) di India tidak sebanyak di negara-negara lain, karena didominasi oleh kaum perempuan yang menikah dengan pria India dan umumnya non-muslim. Akan tetapi, Muhammadiyah hadir di India untuk semua kalangan, semua ras, dan semua agama.
“Karena Islam adalah rahmatan lil alamin,” kata Brenny.
Brennya juga berharap, supaya kehadiran PCIM India dapat memajukan kaum minoritas India untuk lebih konsern pada pembangunan sosial yang adil dan merata tanpa memandang perbedaan kasta.
Turut serta dalam lawatan ke India ini antara lain Ketua PP Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad, Bendahara Umum PP Muhammadiyah Prof Suyatno, Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) Ari Ansori, Sekretaris MPK Mutohharun Jinan, Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Sofyan Anif, dan Wakil Rektor UMS Fattah Santoso. (ppmuh)