YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah– Menyikapi maraknya klithih di kalangan remaja khususnya pelajar, Pimpinan Nasyiatul Aisyiyah (NA) kota Jogja adakan dialog kemanusiaan, Ahad (22/4). Bertajuk “pelajar Jogja peduli, klithih tak kembali lagi”, dialog kebangsaan ini banyak diikuti oleh pelajar se-kota Jogja.
Berlangsung di aula Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan, diskusi dalam rangka mengajak guna meminimalisir aksi kekerasan yang marak dilakukan pelajar Jogja itu menghadirkan tiga narasumber. Heroe Poerwadi Wakil Walikota Yogyakarta, Tasniem Fauzia Rais penulis sekaligus penggiat pendidikan, dan Robby Habiba Abror Ketua Majelis Pustaka & Informasi (MPI) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY, yang dipandu oleh Ramadhani Uswatun Khasanah selaku moderator.
Mengawali dialog, Heroe menyampaikan, bahwa baik buruknya perkembangan dan prilaku anak itu tergantung keluarga dan masyarakat setempat. Seberapa perhatian keduanya terhadap anak, akan menentukan prilaku dan masa depan anak. “Di tempat saya, ada program dari rt/rw setempat yaitu lingkungan ramah anak. Saya kira hal ini baik untuk dicontoh di tempat lain,” sarannya.
Tasniem pun beranggapan sama, bahwa keluarga dan lingkungan anak berpengaruh terhadap prilaku dan pola pikir anak. Baginya, keluarga, utamanya Ibu, adalah sekolah dasar (pertama) bagi anak-anaknya. “Al-Ummu Madrasah Al-Ula,” tegas Tasniem.
Sedang Robby, lebih banyak menyoroti peristiwa dan kejadian kekerasan pelajar dari sudut pengaruh dunia digital. Menurutnya, tingkat konsumsi remaja dan pelajar Indonesia terhadap kecanggihan gadget cukup tinggi. Dan pengaruh negatif digital yang diserap lebih banyak yang negatif sebab sebatas pasif (konsumtif), tidak produktif.
Dalam sambutanya, Ketua NA Jogja Rina Lusiana menyampaikan, kegiatan ini diadakan karena bentuk keresahan terhadap klithih. Tujuannya, lanjutnya biar pelajar lebih maju, memanfaatkan atau mengisi waktu untuk belajar.
Selain itu, acara dialog juga dirangkai dengan lomba membuat video vlog Youtube bertemakan pelajar anti klithih. Di akhir acara panitia mengumumkan 5 peserta lomba video terbaik dari 43 peserta pelajar se-Jogja. Di antaranya SMA Muh 2 Yogyakarta, Muallimat, MA N 2 Yogyakarta, SMA N 4 Yogyakarta, dan SMA N 5 Yogyakarta. (gsh).