Membumikan Literasi, Mewujudkan Peradaban Blora Berkemajuan

Membumikan Literasi, Mewujudkan Peradaban Blora Berkemajuan

BLORA, Suara Muhammadiyah – Pada tanggal 28 April 2018 di SMK Muhammadiyah Kradenan AMM (Angkatan Muda Muhammadiyah) menyelenggarakan acara diskusi dan workshop literasi, yang mengundang Ketua Serikat Taman Pustaka, David efendi, Fauzan anwar sandiah dari Rumah baca komunitas, Muzakkir mahasiswa doktor universitas Malesyia dan Sugie Rusyono dari Suara Merdeka.

Pada pembukaan acara ketua PC. Muhammadiyah mengatakan kita ingin membangun peradaban yang maju maka harus menjadi pembelajar bukan hanya terpelajar, dengan spirit membaca kita akan memahami persoalan dan bisa mengatasinya.

Islam memiliki tradisi literasi yang kuat, dengan perintah iq’ra (membaca). Perintah pertama yang diturunkan oleh bukanlah sholat kepada Rasulullah tetapi membaca. Ini pertanda bahwa gerakan membaca adalah bagian yang paling mendasar secara teologis untuk membangun peradaban umat manusia. Kata, Muzakkir

Selain itu, memiliki kesadaran akan sejarah lokal kita sendiri maka akan terus meransang terus semangat literasi kita, dengan tidak melupakan sejarah identitas kita mulai dari lokal, ini ransangan agar terus menjaga budaya yang maju. Dan Istilah Iq’ro dalam al-qur’an tidak didefinisikan secara khusus tetapi umum, inilah yang menurut para mufassir, bacaan apapun baik teks dan konteks (realitas) harus memperkuat ketaatan kita untuk beribadah kepada Allah SWT. Ujar, Beliau.

Kita telah beriman secara zakat, shodaqoh dan lainnya, tetapi kita kurang beriman dengan perintah Iq’ro. Ini luput dari perhatian kita. Disinilah kita perlu membuat keimanan kita. Saya ingin menceritakan bagaimana menggerakkan buku-buku kemana-mana dan bagaimana buku-buku memiliki daya ubah. Literasi ini tidak hanya soal menulis dan membaca tetapi literasi sudah luas makna, sebagai proses belajar yang terus menerus dengan memperkuat kesadaran kritis dan kehendak kuat untuk melakukan perubahan. Bangsa kita ini lebih terlatih hidup melarat dari pada membaca. Kata, David Efendi. Di selingi dengan tertawa peserta.

Kalau di lihat dari sejarah bahwa gerakan literasi sudah lama dimulai oleh Muhammadiyah, dulu ada taman pustaka bahkan salah satu aktivis Muhammadiyah Mbak Dauzan Farook telah menggerakkan literasi keliling yogya dengan membuka perpustakaan yang muda di akses. Persoalan kita hari ini bukan lagi soal keterbatasan buku tetapi keinginan untuk menggerakkan buku dimanapun kita berada, mengingat kebijakan kargo literasi melalui pengiriman PT. Pos telah membuat buku itu bisa didistribusikan dengan muda kemanapun, yang penting terdaftar di PT. Pos. Dan serikat taman pustaka bisa mengirimkan buku-buku untuk menyalahkan obor literasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.Ujarnya.

Literasi ini tidak hanya pada kondisi real masyarakat tetapi telah merambah pada dunia digital atau literasi digital melalui beragam bentuk media sosial hari ini, yang dengan muda memberikan informasi kepada kita hingga berita hoax dan melanggar etika jurnalistik tersebar dimana-mana. Warga Muhammadiyah dengan adanya web Muhammadiyah baik nasional dan web lokal yang dikelola PD. Muhammadiyah maka kita bisa ikut terlibat berdakwah melalui literasi media dan berhati-hati dalam membaca berita dan menyebarkan informasi. Kata, Mas Sugie Rusyono.

Selain itu, gerakan literasi yang tumbuh pesat di Indonesia hari ini memiliki spirit kerelawanan, yang membuat anak muda rela meluangkan waktunya untuk ikut serta dalam menggerakkan peradaban. Kerelawanan ini sangatlah fundamental dalam gerakan literasi, kehadiran relawan setidaknya memiliki beberapa alasan yaitu, pertama, untuk mengapresiasi gerakan agar menjaga daya tahan terus berkelanjutan, Kedua, untuk menginspirasi orang lain agar virus literasi itu tersebar secara luas; Ketiga. Ini sebagai ruang proses kaderisasi pegiat literasi sehingga literasi itu tadi tidak bergantung pada satu figur, walaupun gerakan literasi di desa, saya rasa membutuhkan figur kharismatik. Kata, Fauzan Anwar Sandiah, Selaku, Pegiat Literasi Rumah Baca Komunitas.

Workshop literasi ini penuh kegembiraan dan agenda bersama organisasi-organisasi Muhammadiyah di Kradenan untuk mendirikan rumah baca bersama yang bisa memperluas dakwah Muhammadiyah dan menyebarkan kebermanfaatan untuk masyarakat hingga sebagai ikhtiar bersama untuk mewujudkan peradaban blora yang berkemajuan.(hanapi/rizq)

Exit mobile version